Begini Tanggapan Wabup Kutim, Terkait Viralnya Informasi Usai Demo Mahasiswa

Sangatta, Metrokaltim.com – Pasca aksi unjuk rasa penolakan revisi UU KPK termasuk RKUHP, yang sempat memicu gelombang aksi unjuk rasa para mahasiswa se-Indonesia.

Begitu juga halnya yang terjadi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), segenap elemen mahasiswa dari tiga sekolah perguruan tinggi se-Kutim yang meliputi STIPER (Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian), STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam), STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) juga turut berdemo atas penolakan revisi UU KPK dan RKUHP tersebut ke Gedung Sekretariat DPRD Kutim.

Setibanya rekan-rekan mahasiswa dari segenap kampus se-Kutim, langsung memadati serambi halaman Kantor DPRD hingga ingin merangsek masuk ke ruang sidang Paripurna DPRD. Di sinilah terjadi sedikit miss komunikasi antara pendemo dan Wakil Bupati Kutai Timur H Kasmidi Bulang ST.MM.

Atas insinden tersebut sempat viral terinformasikan di publik, yang terkesan Wabup Kutim Kasmidi Bulang marah-marah saat menghadapi mahasiswa yang memaksa ingin menduduki ruang sidang paripurna.

Menanggapi hal tersebut Wabup Kasmidi langsung meluruskan informasi terkait gambaran kondisi sebenarnya yang terjadi.

“Sebenarnya jalannya unjuk rasa berjalan kondusif saja, terlebih saya yang mengemban Wabup Kutim mewakili Pemkab Kutim, Ketua DPRD Kutim sementara Uce Prasetyo, Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan, Kasat Pol PP Didi menyambut positif aksi rekan-rekan,” terang Kasmidi.

Dia menjelaskan sebenarnya DPRD Kutim saat mengetahui adanya unjuk rasa melalui protap protokol legislatif sudah menyiapkan ruang sidang (panel). Namun ternyata rekan-rekan mahasiswa ingin sharing (hearing) dan duduk bersama dengan Ketua DPRD Kutim sementara Uce.

Wabup Kutim Kasmidi Bulang saat hadir dalam demo mahasiswa beberapa waktu lalu.

“Hadirnya saya di kantor DPRD Kutim sebenarnya sebagai bentuk sinerginitas (kebersamaan, Red) dengan unsur pimpinan dewan dalam menfasilitasi 9 tuntutan mahasiswa mengenai penolakan revisi UU KPK dan RKUHP. Jiwa mahasiswa saya sebenarnya kala itu terpanggil dan bahkan ingin berorasi bersama para dinda-dindaku juga dalam mengawal tuntutan dalam opsi yang dilayangkan melalui DPRD RI,” ujar Wabup Kutim.

“Saya ingin menambahkan sebelum amanah duduk wabup, saya sudah malang-melintang di lembaga perwakilan rakyat selama 12 tahun, memang baik sarana gedung pemerintahan hingga DPRD itu ada ketentuan protokoler yang harus diindahkan. Sebenarnya saat itu saya juga masih merasa memiliki lembaga kontitusional, itu yang marwahnya dapat terjaga dengan baik jangan sampai ambil kata ada hal-hal yang tidak diinginkan atau jatuh ke tangan oknum yang tidak bertanggung jawab, memicu suatu konflik dan berimbas pada prasarana di kantor dewan itu. Namun pada akhirnya kan para dinda-dindaku tetap dapat menguasai ruang sidang dengan baik tanpa ada insiden apapun itu hingga akhir pertemuan,” terang Kasmidi.

Dalam suatu unjuk rasa menurut Kasmidi Bulang perdebatan di tengah jalannya demo itu hal biasa dinamika berorasi. “Saya juga pernah menjadi mahasiswa dan bagian dari aktivis, saya bisa duduk baik saat menjadi wakil rakyat melalui DPRD dan Wabup Kutim, hingga sekarang tak lepas dari perjalanan sejarah, baik saat masih aktif di mahasiswa membentuk karakter idealisme, bahkan menjadi aktivitis kian memantapkan jiwa kepemimpinan, dalam menampung aspirasi untuk kemudian di perjuangkan,” tegas orang nomor dua-nya Kutim saat diwawancarai ekselusif di ruang kerjanya.

Atas kejadian tersebut walapun masih ada pihak yang menyalahkan dirinya, dengan berbesar hati tanpa sungkan Kasmidi Bulang tetap meminta maaf apabila didapati hal-hal yang kurang berkenan saat berlangsung aksi unjuk rasa lalu.

“Tidak ada saya ngamuk, perlu di garis bawahi arti kata mengamuk itu mungkin sudah terjadi benturan fisik. Jadi pada kesempatan ini saya sampaikan sebagai hak jawab saya pribadi kata mengamuk itu tidak benar sama sekali. Saya mencoba berkoordinasi dengan rekan-rekan mahasiswa saja, saya juga sudah menyatakan secara gamblang atas permohonan maaf diri saya melalui media Metrokaltim.com, apabila ada yang dirasakan kurang nyaman saat itu,” beber Kasmidi Bulang.

Kasmidi Bulang tetap mendukung perjuangan adik-adik mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya dalam mengawal berbagai kebijakan, aturan dan perundang-undangan.

“Demo tidak ada yang melarang selagi tetap menujukan etika dan kesantunan dengan baik. Mari bersama tetap kita jaga kondusifitas di Kutim ini yang sudah berjalan dengan baik,” tutur Kasmidi.

Ia menambahkan, ketegasan sikap itu perlu dilakukan sebagai Wabup untuk bersama-sama menjaga lembaga perwakilan rakyat bukan berarti menjadi perlawanan jauh sekali dari sifat Wabup ini.

“Seorang pemimpin juga harus memiliki ketegasan, inilah suatu tupoksi yang secara konsisten dalam mengawal karier kepemimpinan saya saat ini. Ketegasan itu jauh dari konotasi kepentingan politik, yah saya murni bersikap sebagai pengayom, penengah yang senantiasa bijak dalam setiap memutuskan segala sesuatu halnya dengan arif,” tutup Kasmidi Bulang.

(aji/riyan)

154

Leave a Reply

Your email address will not be published.