Bupati dan Anggota DPRD Kutim, Panen Raya Semangka di Desa Tebangan Lembak, Bengalon
Kutai Timur, Metrokaltim.com – Panen perdana semangka di lahan kebun milik BUMDes Ulun Lebok Mandiri, Binaan PT KPC dan PT PAMA di hadiri Bupati Ir H Ismunandar MT, Anggota dewan Masdari Kidang, Camat Bengalon Suharman Cono, serta stakeholder dan warga desa Tebangan Lembak, kecamatan Bengalon, pada Senin (18/3).
Semangka yang baru ditanam menggunakan Lahan seluas tiga hektare itu baru ditanami satu setengah hektare. Selama tiga bulan petani semangka di Bengalon mampu menghasilkan Rp 200 juta. Angka tersebut belum dikurangi biaya operasional selama musim tanam sampai panen yang diperkirakan sekira tiga bulan.
Bupati Ismunandar dalam sambutannya merasa gembira, karena hasil panen semangka cukup baik dan mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat di Bengalon, khususnya desa Tebangan Lembak, Kecamatan Bengalon.
Ia juga mengatakan bahwa panen semangka sebanyak 40 ton. Dari hasil itu diperkirakan petani akan mendapat hasil kurang lebih sekitar Rp 400 juta. Dari jumlah itu belum dikurangi biaya produksi sekitar Rp 30 juta, upah dari tenaga kerja kurang lebih sekitar Rp 90 juta. Sehingga BUMDes bisa mengantongi keuntungan kurang lebih sekitar Rp 280 juta.
Ismunandar memberikan motivasi bagi petani untuk lebih giat dan semangat lagi dalam menanam semangka di masa mendatang. “Saya berharap hasil panen semangka bisa dibeli oleh perusahaaan sekitarnya, meski ada juga yang dipasarkan ke masyarakat. Dengan demikian sangat membantu masyarakat dalam pemasaran produk hasil pertanian warga,” katanya.
Selanjutnya anggota DPRD dari Komisi III Masdari Kidang menambahkan bahwa di Tebangan Lembak, Kecamatan Bengalon ini memang lahan tanahnya cukup subur dan masih bisa untuk di garap serta dikelola menjadi perkebunan dan persawahan.
“Lahan di desa Tebangan Lembak ini masih cukup luas dan dekat sungai cukup diluaskan itu bisa jadi lahan pertanian karena datarannya yang masih luas serta subur, tinggal masyarakatnya mau atau tidak menjadi petani serta menggolah lahan menjadi perkebunan dan pertanian,” ulasnya.
Ia menjelaskan bahwa kunjungan ke Berau bersama rombongan anggota DPRD melihat pabrik kakao yang di bangun oleh Berau Coal memberikan penghasilan bagi masyarakat di Berau, karena hasil panen kakaonya di expor ke Belanda dan beberapa negara lainnya.
“Harapan saya bagi masyarakat khususnya di Bengalon bisa mencontoh para petani kakao yang ada di sana. Harga kakao sekarang perkilonya berkisar Rp 25 ribu, tapi dalam bentuk masih basah perkilonya berkisar Rp 15 ribu rupiah. Dan sekarang kakao memiliki nilai jual yang lumayan kalau memang masyarakat ingin beralih menjadi petani kakao sudah ada pabrik di Berau,” tutup Masdari Kidang.
(rina/riyan)
158