Cerita Daeng Raswin yang Merintis Jualan Ikan Dari Nol
Sangatta, Metrokaltim.com – Merintis usaha berjualan ikan laut, ikan sungai, ayam, udang, cumi sudah dimulai oleh Daeng Andi Raswin dari nol. Untuk itu Metrokaltim.com mencoba mewawancarai pedagang ikan dan ayam segar tersebut, terkait seputar profesinya yang membuka lapak jualannya di kawasan Jalan H Masdar tak jauh di samping sebuah gereja pada Selasa (10/9) .
Daeng Raswin sapaan akrabnya mengatakan, dalam membesarkan usaha ikan berawal dari modal Rp. 15 juta. “Lapak jualan ikan saya yang pertama dulu, saya juga yang rintis bersama mantan istri di alamat sama. Setelah berpisah dari istri kembali saya berjualan sendiri secara mandiri,” ujarnya memulai wawancara.
Didera badai prahara dalam rumah tangganya, tak lantas memupuskan semangat. Daeng Raswin tetap semangat merintis usaha yang memberikannya penghidupan. Lantas dari mana saja ikan-ikan juga ayam potong didatangkan. “Saya mengambil ikan-ikan tersebut ada yang dari Samarinda dan Bontang,” ungkap Daeng Raswin.
Hasil kekayaan laut khususnya di wilayah Sangatta, Kutim terbilang berlimpah, malah kebanyakan terkadang nelayan Bontang menangkap ikan laut segar dari laut Sangatta cakupan luasnya Kutim.
Mengapa Daeng Raswin tidak mengambil dari pengepul ikan Sangatta-Kutim saja?. “Saya sudah lama berlanggan dengan pengepul ikan dari Bontang dan Samarinda tersebut, lagian harga ikan dan ayam potong dijual ke saya harganya sudah sangat bersahabat,” bebernya.
Harga ikan segara dan ayam potong di lapaknya terbilang ekonomis, bahkan selama berdagang Daeng Raswin saat bertransaksi terkhusus bagi pelanggan setianya dapat berlaku sistem tawar menawar, jadi tak heran jika lapak jualan ikannya tak pernah sepi dari pelanggan.
Daeng Raswin berharap kepada pemerintah dalam hal ini Pemkab Kutim dapat membantu para pedagang seperti dirinya dalam membesarkan usaha dagangannya melalui pinjaman modal.
“Karena melalui pinjaman modal, saya yakin usaha dagang di Sangatta-Kutim ini kian maju dan berjalan, juga menopang perputaran roda ekonomi,” imbuhnya yang juga pernah berprofesi sebagai nelayan.
(aji/riyan)
174