Dongkrak Partisipasi Pemilih, Relawan Demokrasi Dimaksimalkan KPU di Lima Basis
Balikpapan, Metrokaltim.com – Adanya relawan demokrasi diharapkan dapat membantu kerja penyelenggara pemilu dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wai Kota Balikpapan pada 9 Desember mendatang. Berbeda pada pemilu tahun 2019 lalu, jika sebelumnya ada 10 basis digerakkan sebagai relawan demokrasi, pada Pilwali ini hanya lima basis saja.
Diketahui, lima basis ini yakni disabilitas, perempuan, pemula, keagamaan, dan netizen. “Ini kami kurangi lantaran Covid-19, ini juga cara kami mengurangi pergerakan orang,” terag Komisioner KPU Balikpapan, Syahrul Karim.
Lima basis ini akan mewakili relawan dari 10 basis. Dalam aturannya sendiri, relawan demokrasi tidak wajib dibentuk. “Kalau memang ada anggarannya, ya dibentuk. Kalau dianggap butuh atau sesuai kebutuhan KPU, maka kami bantu,” bebernya.
Syahrul menambahkan, pembentukan relawan demokrasi ini dapat memberikan efek besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Mereka, sebanyak 25 orang telah diumumkan. Disaring dari kurang lebih 40 orang pendaftar yang telah melalui seleksi wawancara.
“Kami menemukan anak-anak muda yang memiliki semangat luar biasa, punya kreativitas dan inovasi luar biasa. Nantinya akan menciptakan konten yang kreatif untuk disosialisasikan ke masyarakat kita,” ungkapnya.
Nantinya kontak yang akan disajikan oleh para relawan demokrasi tersebut berkaitan dengan Pilkada atau penyebarluasan informasi Pilkada. Misalnya, mengenai pemutakhiran data pemilih. Bagi masyarakat yang telah memiliki hak pilih bisa digunakan pada 9 Desember.
“Termasuk juga tata cara pemilihan. Tata cara pemungutan suara di TPS. Kemudian mengurangi atau menangkal informasi bohong atau hoax. Atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Atau juga informasi yang mengarah pada fitnah,” bebernya.
Dengan dibekali informasi semacam ini. Nantinya relawan demokrasi akan membuat konten sesuai dengan program KPU. “Ada banyak. Misalnya untuk netizen aktif di media sosial. Bisa membuat konten video atau grafis, atau animasi,” kata Syahrul.
Sementara untuk disabilitas nantinya akan masuk kepada mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, atau lainnya. Sehingga segala segmen yang masuk pada kondisi disabilitas ini direkrut. “Misalnya kami juga merekrut penerjemah untuk tuna rungu, juga tuna wicara, dan lainnya,” bebernya.
Dengan ini para relawan tersebut nantinya tinggal dipanggil dan melaksanakan tugas sosialisasi. Sama dengan segmen pemilih pemula atau anak muda. Maka sosialisasi akan dilakukan dengan bahasa mereka.
“Sehingga sosialisasi tersebut tidak terlalu berat dan menggunakan bahasa yang lebih gaul. Namun potensi tetap berkaitan dengan Pilkada. Nanti akan kami bekali dalam beberapa hari ke depan,” pungkasnya.
(riyan)
139