Hari Terakhir Pencarian Bima, Basarnas Siap Terjun dengan Kekuatan Penuh
Balikpapan, Metrokaltim.com – Enam hari sudah Bima, warga Jalan RE Martadinata, Balikpapan Tengah, hilang di Perairan Selat Makassar. Namun, hingga kini, tak ada sedikit pun jejak Bima diketemukan. Besok, Sabtu (6/5), bakal menjadi hari terakhir Tim SAR (search and rescue) mencari pemuda berusia 21 tahun itu.
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A atau Basarnas Balikpapan, Octavianto menerangkan, pada Jumat (5/6) kemarin, sekira pukul 06.00 Wita, upaya pencarian Bima dilanjutkan pihaknya. Saat itu, petugas menyisir perairan Teluk Balikpapan di kawasan Somber, Balikpapan Utara.
Namun, baru beroperasi satu jam, tiba-tiba badai datang. Ombak besar menerjang kapal Tim SAR dan anggin kencang disertai hujan deras mengguyur.
“Hasil pemeriksaan kami, hari ini ketinggian ombak antara 1,5 sampai 2 meter, kemudian kecepatan arus 2,2 knot ke arah laut timur dan kecepatan angin 4 knot ke arah barat laut,” katanya saat dihubungi awak media ini.
Hal ini membuat Tim SAR terpaksa menghentikan sementara operasi pencaria Bima. Sebab, jika dipaksakan dalam kondisi seperti ini, maka akan membahayakan keselamatan petugas. Tim lalu memutuskan kembali Posko Pencarian di Pelabuhan Semayang.
“Kami sudah kepinggir, tapi tetap goyang. Jadi kami putuskan kembali posko,” beber Octa – panggilan Octavianto.
Hingga pukul 14.00 Wita, Tim SAR tidak melanjutkan. Pasalnya, kodisi air laut masih memburuk. “Kami akan lanjutkan pencarian jika sudah ada keterangan resmi dari BMKG,” sambungnya.
Octa pun memaparkan mengenai skema operasi pencarian pada Sabtu besok. Kata dia, pihaknya akan mengerahkan kekuatan penuh dalam mencari Bima. Mengingat, besok merupakan hari ketujuh pencarian Bima. Berdasarkan prosedur operasi SAR, pencarian orang hilang hanya dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut.
“Ya, besok (hari ini) terakhir operasi pencarian. Kami akan berupaya paling maksimal. Kami akan kerahkan semua kekuatan kami, termasuk kami akan melibatkan warga dan unsur SAR lainnya,” paparnya.
Terakhir, Octa memberikan imbau kepada semua masyarakat yang kerap beraktivitas di laut. Dia meminta agar warga memiliki life jacket. Sehingga, ketika beraktivitas di laut, pakaian anti tenggelam itu bisa dikenakan. Karena dengan begitu bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan laut yang berakibat fatal.
“Paling berapa sih harganya life jacket itu. Daripada nyawa yang hilang. Minimal punya pelampung lah,” tandasnya.
Informasi yang Metro Kaltim, pada Minggu (31/5), sekira pukul 06.00 Wita, Bima berangkat dari jembatan Manggar, Balikpapan Timur menuju RIG di Perairan Selat Makassar menggunakan kapal klotok. Di RIG tersebut, dia bersama sembilan orang rekannya hendak memancing ikan.
Namun, baru satu jam berjalan, Bima menghilang. Para kerabat berusaha mencari Bima di kapal klotok dan perairan sekitar lokasi, namun usahnya sia-sia. Bima tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Khawatir Bima menjadi korban tenggelam, para kerabat melaporkan kejadian ini kepada Basarnas Balikpapan. Sejak menerima laporan itu, Tim SAR mulai mencari Bima.
(tya/riyan)
166