Horee! Bulan Depan Jalan Tol Samboja ke Samarinda Beroperasi, Tarifnya Murah Meriah

Balikpapan, Metrokaltim.com – Bersiaplah merasakan sensasi melintasi jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Sebab, pemerintah akan mengoperasikan tol senilai Rp 9,97 triliun itu pada Oktober ini. Namun belum semua lintasan di tol itu dioperasikan.

Kepada awak media, Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda (JBS) – selaku kontraktor jalan tol Balsam – S.T.H. Saragi menyampaikan progres pembangunan jalan tol Balsam. Saat ini, kata dia, pembangunan proyek yang dimulai sejak 2011 itu sudah memasuki tahap akhir. Hanya ada beberapa pembangunan yang belum kelar dikerjakan.

Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda (JBS) – selaku kontraktor jalan tol Balsam – S.T.H. Saragi

Pembangunan yang belum selesai ini ada di seksi 1 dan seksi 5. Dijelaskannya, seksi 1 merupakan area tol Balsam di kawasan Kilometer (Km) 38, Kecamatan Samboja, Kukar. Sedangkan seksi 5 merupakan area tol dari Km 13 hingga Kelurahan Batakan, Balikpapan. “Progres pembangunan proyek tol Balsam sudah mencapai 97 persen,” kataanya, Senin (9/9) sore.

Lebih rinci, dia melanjutkan, pengerjaan yang belum selesai di seksi 1 yaitu soal jalannya. Masih ada jalan belum disedimentasi, lantaran kontur tanahnya belum dikeraskan. Selain itu, aksesoris jalan, seperti rambu-rambu jalan dan penerangan jalan juga belum terpasang di seksi ini. “Total panjang jalan di seksi satu yang belum diselesaikan sekitar 22 kilometer,” lanjutnya.

Jalan Tol Pertama di Kaltim.

Sedangkan untuk seksi 5, Saragi menyebutkan, sedikitnya ada tiga hal pembangunan yang belum selesai dikerjakan. Yang pertama soal tanah. Masih ada tanah di seksi 5 yang rawan longsor, sehingga perlu penanganan lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah ini. Namun luas tanah yang bermasalah tidaklah panjang. “Hanya 225 meter saja,” sebutnya.

Selain itu di seksi 5 terdapat jembatan. Nah, pembangunan jembatan ini belum selesai dikerjakan. Sebab, dari seluruh rangkaian pembangunan jembatan, baru konstruksi gelagarnya yang terpasang. Sedangkan sedimentasi hingga pagar jembatan belum dibuat.

“Kemudian di seksi 5 juga ada overpass, overpass jalan yang di atas itu tiga buah sudah terpasang, tapi belum ada jalan pendekatnya,” urainya.

Selain semua masalah-masalah itu, masalah lainnya yakni gerbang tol. Disebutkannya, jalan tol Balsam memiliki empat gerbang tol. Yang pertama ada di Batakan, kedua di Km 13, ketiga di Samboja dan gerbang tol keempat ada di Kecamatan Palaran (Samarinda). “Semua gerbang tol belum selesai dikerjakan,” ungkapnya.

Pemerintah RI melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dituturkan Saragi, menginginkan semua pembangunan jalan tol Balsam harus sudah rampung akhir Desember 2019. Sehingga, target pemerintah mengoperasikan tol tersebut pada awal 2020 nanti bisa terlaksana.

Mengingat progres pembangunan tol Balsem hanya tersisa 3 persen, Saragi optimis, bisa mewujudkan keinginan pemerintah itu. Semua pembangunan di jalan tol yang memiliki total panjang 99 km itu diyakininya akan selesai dalam tiga bulan lebih ini.

“Insya Allah, akhir Desember ini bisa terkejar itu semua, sehingga jalan tol Balikpapan-Samarinda bisa dioperasikan tepat waktu,” tegasnya.

Meski jalan tol Balsam ditarget beroperasi awal 2020, namun pemerintah juga menyiapkan rencana lainnya. Diterangkan Saragi, BPJT Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR merencanakan akan mengoperasikan sebagian jalan tol Balsam pada akhir Oktober 2019.

Rencana itu sangat mungkin terwujud. Sebab, kata dia, jalan tol dari Samboja ke Palaran sepanjang 66 km sudah selesai pengerjaannya. Jalan tol di kawasan ini masuk di seksi 2, 3 dan 4, yang disebut-sebut telah rampung 100 persen. “Kami diminta untuk bisa mengoperasikannya bulan depan, kami akan usahakan itu,” bebernya.

Untuk bisa memanfaatkan jalan tol ini tidaklah gratis. Seperti biasa, yang namanya jalan tol pasti ada kocek yang dikeluarkan. Namun Saragi memastikan, biaya tarif jalan tol Balsam tidak akan menguras isi dompet masyarakat.

Dipaparkannya, skema tarif jalan tol Balsam dibagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama diperkirakannya berkisar Rp 1.000 per km. Untuk golongan kedua kedua senilai Rp 1.500 per km dan golongan ketiga Rp 2 ribu per km.

“Golongan pertama itu seperti sedan, kijang, atau semacam mini bus gitulah. Golongan dua untuk kendaraan menengah, seperti truk roda enam. Sedangkan golongan ketiga untuk kendaraan semacam kontainer dan sebagainya,” paparnya.

Saragi kemudian membandingkan tarif tol Balsam dengan tarif tol yang ada di Jawa. Menurutnya, tarif jalan tol di sini untuk tergolong cukup murah. Pasalnya, tarif tol untuk golongan pertama di Jawa bisa lebih dari Rp 1000 per km.

“Apalagi yang di Jabodetabek itu, bisa lebih mahal. Sekarang ada yang Rp 1.300, Rp 1.200, sedangkan yang di trans Jawa rata-ratanya Rp 2 ribu,” katanya.

Kendati begitu, dia mengingatkan, mengenai tarif tol Balsam ini masih bisa berubah. Yang jelas, perubahan tentu sudah melalui perhitungan yang komprehensif oleh pemerintah. “Bisanya perubahan akan mengikuti inflasi per dua tahun sekali,” pungkasnya.

Kabar baik pun diperoleh Metrokaltim.com. Menurut sumber terpacaya media ini, awal beroperasinya jalan tol Balsam tidak akan dipungut biaya, alias gratis. Pengendara cukup men-scan e-money di mesin barcode pembayaran yang sudah disediakan di setiap pintu gerbang tol. Setelah itu, pengendara sudah bisa menjajal jalan tol pertama di Kalimantan ini.

(sur/riyan)

126

Leave a Reply

Your email address will not be published.