Kutim Memulai dan Mendukung Program Prasiaga Khusus Anak Usia Dini, Begini Kata Wabup Kasmidi
Sangatta, Metrokaltim.com – Pembukaan Orientasi Kepramukaan dan Sosialisasi Pramuka Prasiaga Guru TK YPPSB di Swarga Bara oleh Wakil Bupati H Kasmidi Bulang,ST MM didampingi Kakak Suparjan dan para kakak pembina pramuka, Rabu (05/02).
Kerjasama YPPSB bersama Kwarcab Kutai Timur dan Kwarda Kalimantan Timur mengenai Pramuka Prasiaga TK, Paud yang baru di sosialisasikan pertama kalinya.
Dalam kesempatan ini selaku pembina pramuka Kakak Kasmidi Bulang mengatakan Program Prasiaga khusus anak – anak usia dini hanya ada di Kalimantan Timur dan Kutim memulai serta mendukung program tersebut.
Pramuka menjadi bagian dari pendidikan karakter, masuknya pendidikan pramuka dalam struktur kurikulum pada pendidikan dasar patut diapresiasi. Pramuka dianggap sebagai wahana pembentukan karakter siswa, karena dalam pramuka siswa dilatih kepemimpinan, kerjasama, solidaritas, mandiri, dan keberanian.
“Hal ini kiranya sebagai penyeimbang kegiatan pembelajaran dalam kurikulum formal yang lebih berorientasi pada ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan)Kegiatan Pramuka ini akan mampu membangun kecerdasan siswa pada ranah afeksi (sikap dan perilaku), sehingga siswa akan mampu mengembangkan karakternya secara positif,” jelasnya kakak Kasmidi Bulang.
Kakak Kasmidi Bulang menjelaskan dalam sejarahnya, Pramuka yang merupakan singkatan dari Praja Muda Karana merupakan organisasi kepanduan yang tidak hanya populer di Indonesia, namun juga di kancah dunia. “Boden Powell, sang bapak pandu dunia mengandaikan kegiatan kepanduan ini sebagai sarana pendidikan melalui kegiatan yang menyenangkan.” terangnya.
Ia mengatakan tipologi menyenangkan ini tentu saja menarik simpati dan minat anak-anak. Sehingga, kegiatan kepanduan ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, organisasi kepanduan ini sangat berperan penting dalam sejarah pergerakan nasional, baik pra maupun pasca kemerdekaan.
“Hingga saat ini, Pramuka menjadi kosakata yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Meskipun sebelumnya Pramuka ini bukan merupakan kegiatan wajib di sekolah, namun faktanya hampir semua satuan pendidikan, mulai SD (Siaga dan Penggalang), SMP (Penggalang), SMA (Penegak), bahkan di tingkat Perguruan Tinggi ada satuan gerakan Pramuka yang disebut Racana. Ditambah lagi ada TK Paud (prasiaga) usia dini,” ucap kakak Kasmidi Bulang.
Kakak Kasmidi Bulang mengatakan diakui atau tidak keberadaan kegiatan Pramuka di sekolah terbukti telah mampu memberikan arti tersendiri terhadap proses pembelajaran. “Pada titik inilah, kebijakan Pramuka yang dijadikan sebagai ekstra kulikuler wajib di sekolah menjadi faktor penting dalam mewujudkan pendidikan karakter,” tutup wabup sekaligus pembina Pramuka Kutim Kasmidi Bulang.
(rina/riyan)
161