Kutim Turut Melestarikan Kesenian dan Budaya, Hadirkan 14 Paguyuban di Polder Sangatta

MetroKaltim.com, SANGATTA – Toleransi kehidupan baik secara berbudaya, berkesenian dalam menanamkan sendi nilai kesantunan dari beragam budaya luhur antar kesukuan kian di tingkatkan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Seperti halnya pada Minggu (25/08) Bupati Kutai Timur H Ir Ismunandar MT didampingi Wabup Kutim H Kasmidi Bulang, ST.MM, membuka simbolis agenda pembukaan Pekan Budaya Nusantara yang terselenggara di kawasan Polder Sangatta, Jalan Ilham Maulana, Kecamatan Sangatta Utara.
Rangkaian pekan budaya yang dihelat memberikan hiburan tersendiri terlebih kepada masyarakat umum Sangatta, Kutai Timur yang berakhir pekan di pusat sarana hiburan masyarakat melalui kesenian reog dan kuda lumping.
Pentas kuda lumping juga reog ini dimeriahkan oleh kehadiran 14 paguyuban Jawa Timur yang berdomisili di Sangatta, Kutim.
Suguhan pentas seni budaya tersebut menghipnotis perhatian pengunjung Polder. Dari masing-masing paguyuban dalam bermain reog, kuda lumping memiliki ciri khas dan nuansa yang kian bervariasi dan berbeda.
Saat memberikan sambutan, Bupati Kutai Timur, Ismunandar berharap melalui berkesenian kuda lumping, reog yang di tampilkan dapat mempererat jalinan persatuan, kekompakan antar paguyuban yang ada di Kutim.
“Terlebih Paguyuban Jawa Timur-an ini tidak hanya diramaikan dari paguyuban Jawa Timur yang ada di Sangatta, tapi ada juga paguyuban Jawa Timur yang hadir dari kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon dan Rantau Pulung, tentunya dapat memberikan energi kekompakan dan kebersamaan,” beber pimpinan di teras Pemkab Kutim.

Ismunandar sapaan akrabnya mengakui berkesenian reog dan kuda lumping khususnya di Kabupaten Kutim selalu mendapatkan ruang di hati masyarakat, yang hedrogen dan banyak peminatnya. Sehingga terbangun budaya reog dan kuda lumping di berbagai kecamatan di Kutim. Karena budaya tersebut banyak pula disukai warga.
“Harapan kita semua, Pekan Budaya Nusantara yang merangkul banyak paguyuban menjadi penyemangat persatuan. Di sini, kita satukan semangat, NKRI harga mati. Walaupun pakai kaos dan celana pendek, tetap membangun budaya nusantara. Lanjutkan,” kata Ismunandar yang turut melestarikan seni dan budaya bersama wabup-nya Kasmidi.
Event Pekan Budaya Nusantara berlangsung seharian penuh, sementara pada malam harinya dilakukan penganugerahan berupa penghargaan (rewads) serta dana pembinaan bagi segenap paguyuban yang turut menyukseskan ajang berkesenian khas Jawa Timur.
Bagi Ismunandar gambaran berbagai nilai seni dan budaya yang bervariatif, sekaligus merupakan gambaran Ke Bhineka Tunggal Ika-an. “Kabupaten Kutai Timur adalah “Indonesia Mini”. Masyarakatnya yang heterogen, membuat Kutim memiliki banyak ragam budaya dan adat istiadat dari berbagai suku bangsa. Hal itulah yang membuat Kutim semakin kaya dengan budaya,” ulas Ismunandar.
Menurut Ismunandar Kegiatan seperti ini patut didukung dan diapresiasi, sebab menjadi strategi untuk melestarikan budaya warisan leluhur. “Tentunya saya pun akan selalu memberi ruang bagi budaya lainnya agar terus lestari di kabupaten yang sama kita cintai ini. Melalui cinta budaya, berarti kita mencintai kekayaan bangsa,” pungkas Ismunandar, yang turut bertoleransi akan kebaragaman dan kayanya budaya di kabupaten yang dinakhodainya.(diskominfo/mk-01)
