Penyampaian Pengembang dan OPD Terkait, Jauh Berbeda dengan Fakta Dilapangan

Balikpapan, Metrokaltim.com – Usai melaksanakan rapat dengar pendapat (RDP), Komisi III DPRD kota Balikpapan langsung mengambil langkah tegas dengan melaksanakan sidak ke lokasi permasalahan di Grand City Balikpapan Utara, Senin (11/4/2022) sore.

Saat ditemui awak media,
Anggota DPRD Balikpapan Syarifuddin Oddang menjelaskan, sidak ini untuk melihat kecocokan dilapangan, apakah sesuai dengan apa yang disampaikan pihak Pengembang Grand City, Disperkim, Dinas Perizinan, DLH dan Dishub saat RDP tadi pagi (11/4).

“Ternyata di lapangan jauh berbeda baik bozem atau bendali. Baiknya setiap plang harus dicantumkan luasannya, nyatanya tidak,” ucap Syarifuddin Oddang yang juga anggota komisi III DPRD.

Lanjutnya, apalagi selama ini masih ada pergeseran terus. Sehingga ia minta Disperkim dan OPD terkait untuk mengawasi terus. Apalagi ini sidak yang kesekian kalinya dilakukan.

Dan melihat bagaimana Balikpapan Baru yang masih satu ruang lingkup dengan Sinar Mas Pro, ia mempertanyakan berapa banyak anggaran APBD (uang rakyat) yang harus dikeluarkan untuk permasalahan ini.

“Saat zamannya Pak Tara selaku kepala Dinas PU, kita minta berapa anggaran untuk menyelesaikan banjir di Balikpapan Baru, MT Haryono yakni sekitar Rp 1,5 Triliun,” tegas Oddang.

Lalu bagaimana nantinya ketika tidak ada pengawasan untuk Grand City yang merupakan pintu gerbang air dari Utara da Sepinggan Pratama. Apalagi bozem atau bendali yang ada ini tidak sepantasnya seperti ini.

“Maka hari ini (11/4) kita menaruh harapan dan mudah-mudahan ada realisasinya,” akunya.

Sementara bozemnya ada sekitar 6 titik, tetapi yang ada baru 3 titik. Namun nanti akan dikembalikan kepada OPD terkait untuk tindaklanjutnya. Apakah diberikan sanksi atau tidak.

Yang jelas, pihaknya tidak memberikan prisure kepada pengembang maupun investor yang masuk ke Balikpapan, tetapi mereka memiliki estetika. Sehingga Balikpapan tidak menanggung lagi resiko yang banyak. Karena ia tidak ingin Balikpapan menjadi korban, meski ia tau bahwa ini sebuah bisnis.

“Ini baru 20 persen dibangun sudah seperti ini, bagaimana kalau sudah 50 persen,” imbuhnya.

Sementara tindaklanjutnya akan dikembalikan ke OPD terkait, maka dalam waktu dekat pihaknya akan minta pertanggungjawaban dari OPD.

“Kalau mereka akan memperbaiki salah satu bendalinya, kita minta ada buka tutupnya air, karena keseksian kalinya masuk sini tidak ada tutup bukanya. Tidak sampai sini, tentu kami akan panggil kembali habis lebaran,” ungkapnya. (Mys/ ries).

149

Leave a Reply

Your email address will not be published.