Penyediaan Sarana dan Prasarana Ramah Anak, Penting Untuk Mewujudkan Balikpapan Menjadi KLA

BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Untuk mewujudkan Balikpapan menjadi Kota Layak Anak (KLA), Dinas Pemberdayaan, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan mengajak peran serta media massa untuk terlibat dan berkontribusi menciptakan lingkungan ramah anak dan mewujudkan KLA.
Hal ini bertujuan agar terpenuhinya hak-hak anak, sehingga anak dapat berinteraksi dan bertumbuh kembang dengan baik melalui penyediaan sarana dan prasarana ramah anak.
Kabid Perlindungan Anak Moh. Kosyim menjelaskan, yang menjadi catatan karena Balikpapan belum mempunyai ruang bermain ramah anak. Karena tadinya Taman 3 Generasi dibuat standarisasi ternyata gagal, karena ada indikator-indikator yang tidak terpenuhi.
“Bisa lihat sendiri, bagaimana Taman 3 generasi itu layak atau tidak untuk anak bermain,” kata Kosyim saat ditemui awak media di Hotel Grand Senyiur, Rabu (7/12/2022).
Lalu lemahnya di dalam sinergitas dari semua stakholder, karena unsur yang bertanggung jawab tentang kota layak anak masih berpikir parsial, sepertinya belum clop untuk bersatu. Serta bagaimana dari masing-masing fungsi stakeholder bisa dijadikan satu untuk mendongkrak Balikpapan sebagai kota layak anak.
“Ini kita masih lemah disitu, mulai dari koordinasi hingga perannya yang merasa belum memiliki hal itu,” ujarnya.
Dan yang terpenting, jika Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah merasa memiliki program layak anak, maka semua program yang menyangkut hal itu akan dilakukan di dalamnya, sedangkan saat ini tidak.
Dirinya mengaku iri dengan Kota Probolinggo, yang tadinya berguru ke Balikpapan untuk menggugah OPD, justru disalip oleh mereka.
“Kita jangan terlena bahwa ini akan tersandang terus-menerus kalau ini tidak dipertahankan. Buktinya pada saat 2022 kita akan cenderung turun, maka itu dikatakan bahwa Taman Ramah Anak ini juga menjadi indikator,” imbuhnya.
Sehingga pemenuhan hak bermain anak perlu ditingkatkan, agar anak tidak hanya bermain dengan dirinya sendiri seperti main game maupun media sosial. Namun sarannya bagaimana mereka bisa berinteraksi langsung dengan temannya, hal ini untuk menambah kepekaan anak terhadap lingkungannya.
“Saya pun mengimbau para lurah, ketika melaksanakan gotong royong bisa melibatkan anak, supaya mendidik itu,” ungkapnya. (Mys/Ries)
