Perdagangan Manusia di Lokalisasi Manggar Sari, Korban Diminta Rp 3 Juta Kalau Mau Bebas

Balikpapan, Metrokaltim.com – Praktik esek-esek terus menjamur di eks lokalisasi Manggar Sari, Balikpapan Timur. Bisnis perdagangan manusia pun terendus di lokaliasi yang sudah lama ditutup Pemkot Balikpapan itu.

Malam pekan lalu, Metrokaltim.com menyambangi eks lokalisasi Manggar Sari. Alunan musik disc jockey (dj) menggema sepenjuru kampung. Musik itu berasal dari hampir setiap rumah di kampung tersebut.

Sementara itu, kaum perempuan berpakian seksi, mulai dari ABG (anak baru gede) hingga lanjut usia, mejeng di depan rumah. Mereka menawarkan diri bagi siapa saja yang mau untuk bercinta satu malam.

“Mampir, Bang,” goda salah seorang perempuan ketika awak media ini berjalan-jalan di kampung tersebut.

Tak sedikit para pemilik rumah di kampung Manggar Sari itu juga menyediakan hiburan karaoke. Untuk mengetahui isi di dalamnya, awak media ini mengunjungi salah satu tempat hiburan malam itu. Untuk bisa menikamti hiburan menyanyi ini tak dikenakan biaya.

Pengelola karaoke hanya menawarkan paket “santai-santai” bagi pengunjung. Paket itu terdiri dari minuman bersoda, tisu kertas, kuaci dan menyewa jasa perempuan sebagai teman untuk bernyanyi. Jika paket itu bisa dipenuhi, pengunjung sudah bisa berkaraoke ria hingga pukul 00.00 Wita.

“Semuanya Rp450 ribu,” sebut pengelola karaoke saat rakan media ini memesan lima botol minuman bersoda, satu pak tisu kertas, satu bungkus kuaci dan seorang perempuan muda, sebut saja Mawar.

Kepada Metrokaltim.com, Mawar tak canggung berbagi kisah soal pekerjaannya di Manggar Sari. Kata dia, ia datang ke Balikpapan karena ditawari pekerjaan oleh seorang temannya. Mendapat tawaran tersebut, Mawar terbang ke Kota Minyak.

Tiba di kota ini, sebulan lalu, ia langsung diajak temannya itu ke eks lokalisasi Manggar Sari. Di sana Mawar disuruh melayani pria hidung belang. Lantara pekerjaan yang diberikan tak sesuai harapan, Mawar merasa dijabak. “Ya, saya korban perdagangan manusia,” lirih perempuan berusia 24 tahun itu.

Dijelaskan Mawar, oleh temannya yang menawarkan pekerjaan tadi, ia dijual kepada mucikari di eks lokalisasi Manggar Sari seharga Rp3 juta. Oleh mucikarinya, Mawar disuruh melayani para pria hidung belang atau pengunjung hiburan karaoke.

Sebenarnya Mawar tak ingin menjadi pekerja seks. Dia ingin pulang ke Sumatra Utara. Namun apalah daya, ia tak cukup punya uang untuk kembali ke kampung halamannya itu. Apalagi, si mucikarinya mengaharuskan Mawar membayar uang penganti untuk menembus dirinya.

“Jadi, kalau sudah Rp3 juta itu tergantikan, baru saya bisa bebas,” sebutnya.

Setelah waktu menunjukan pukul 00.00, layanan hiburan karaoke yang digunakan media ini berhenti secara otomatis. Suara-suara musik dj dari tempat lainnya tak lagi terdengar. Semua kompak untuk berhenti. Obrolan selama kurang lebih dua jam bersama Mawar pun terpaksa disudahi.

Dikonfirmasi hal tersebut, Kapolresta Balikpapan, AKBP Turmudi mengaku belum mengatahui mengenai kasus perdagangan manusia di Manggar Sari. Namun, kata dia, pihaknya akan segera melakukan penyelidkan mengenai kasus ini.

“Insya Allah, nanti akan kami cek, kalau memang benar informasinya,” katanya.

Jika nanti terbukti ada bisnis perdangan manusia di Manggar Sari, sebut Turmudi, penjual serta pembelinya sangat bisa dikenakan pidanan. “Bisa dikenakan Pasal Undang-undang tentang perdagangan manusia. Hukumannya lebih lima tahun (penjara), jadi bisa ditahan,” pungkasnya.

(sur/riyan)

265

Leave a Reply

Your email address will not be published.