Timba Ilmu Bercocok Tanaman Dipelatihan Urban Farming Garapannya Bank Indonesia

Balikpapan, Metrokaltim.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan menggelar Training of Trainer (ToT) atau pelatihan mengenai urban farming tanaman cabai dan sayuran dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Ada 200 perempuan yang tergabung dalam Gerakan Wanita Matilda (GWM) dari 20 kelurahan se-Balikpapan ambil bagian dalam kegiatan ini.

Perwakilan BI Balikpapan turut melibatkan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan dalam acara tersebut. Pelatihan ini sendiri sudah dimulai sejak 1 Oktober 2019.

Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Bimo Epyanto mengatakan, ToT urban farming tanaman cabai dan sayuran dilaksanakan di lima lokasi berbeda. Pada Selasa (1/10) lalu, pelatihan ini diselenggarakan di dua lokasi. Yaitu di Kantor Kelurahan Prapatan, Balikpapan Kota dan Kantor Kecamatan Balikpapan Barat.

“Di Kantor Kelurahan Prapatan diikuti oleh Tim GWM Kelurahan Prapatan, Klandasan Ilir, Telaga Sari dam Mekar Sari. Kalau di Kantor Kecamatan Balikpapan Barat diikuti oleh Tim GWM Karang Rejo, Baru Tengah dan Baru Ulu,” katanya, Sabtu (5/10).

Setelah itu, ToT urban farming tanaman cabai dan sayuran digelar lagi pada Jumat (4/10) kemarin. Pada hari itu, pelatihan ini dilaksanakan di tiga daerah di Kota Minyak. Yakni di Kantor Kelurahan Sepinggan, Kantor Kecamatan Balikpapan Selatan dan Kantor Kecamatan Balikpapan Utara.

Di Kantor Kelurahan Sepinggan, pelatihan tersebut diikuti oleh Tim GWM Manggar, Lamaru, Teritip dan Sepinggan. Sedangkan di Balikpapan Selatan diikuti oleh Tim GWM Kelurahan Damai Baru, Kelurahan Sepinggan Baru, Kelurahan Sumber Rejo dan Kelurahan Damai Bahagia.

Bank Indonesia (BI) Balikpapan menggelar Training of Trainer (ToT) atau pelatihan mengenai urban farming tanaman cabai dan sayuran dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Kalau di Kantor Kecamatan Balikpapan Utara diikuti Tim GWM Graha Indah, Karang Joang, Gunung Samarinda dan Kariangau,” tambah Bimo.

Tujuan pelatihan urban farming tanaman cabai dan sayuran ini, dia menjelaskan, yaitu untuk memberi pengetahuan tambahan kepada peserta tentang bagaimana cara budidaya tanaman dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Seperti mengajarkan bagaimana merawat dan memelihara tanaman, mulai dari pemupukan hingga penanggulangan hama dan penyakit.

Selain itu, peserta juga diajari cara-cara membuat pestisida nabati, pupuk organik, dan teknik penyiraman tanaman. “Yang jadi narasumbernya dari DP3 Balikpapan,” jelasnya.

Bank Indonesia dan Pemkot Balikpapan berharap, melalui pelatihan ini, para perempuan Matilda bisa melakukan urban farming, sehingga dapat merawat tanaman secara baik dan benar. Dan tentunya bisa mengantisipasi risiko serangan hama tanaman, sehingga dapat menghasilkan tanaman yang sehat dan bermanfaat serta layak konsumsi. “Serta memenuhi holtikultura dan sayuran secara mandiri,” ujar Bimo.

Untuk diketahui, 20 kelurahan yang berpartisipasi dalam keguatan ini telah menerima bantuan 20.000 bibit cabai dan 2.000 bibit tomat sayur. Bibit itu untuk implementasi urban farming di masing-masing kelurahan.

Berdasarkan hasil monitoring Bank Indonesia, para wanita Matilda telah melakukan berbagai program yang kreatif dan inovatif dalam melakukan urban farming di lahan pekarangan. Seperti membuat pupuk organik, pemanfatan jala untuk melindungi tanaman, hingga penataan lahan dengan metode sengkedan.

Lahan urban farming pun ditata sehingga menarik, rapi dan bersih. Di samping itu, para wanita Matilda secara aktif melanjutkan kampanye bijak berbelanja melalui berbagai kegiatan. Seperti bazar kelurahan, jalan santai, hingga edukasi dalam pertemuan-pertemuan warga di masing-masing kelurahan.

(sur/riyan)

171

Leave a Reply

Your email address will not be published.