DPRD Minta Penataan Jalan MT Haryono Tak Rugikan Warga dan Pelaku Usaha

BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Rencana Pemerintah Kota Balikpapan menjadikan Jalan MT Haryono sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) menuai beragam tanggapan. Meski dinilai positif karena bisa mempercantik wajah kota dan menertibkan pengguna jalan, sebagian warga dan pelaku usaha di sepanjang jalur tersebut khawatir aktivitas ekonomi mereka terdampak.

Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Yusri menegaskan, pihaknya mendukung penuh kebijakan ini, namun meminta agar pemerintah tidak terburu-buru dalam penerapannya.

Ia menilai, penataan lalu lintas di kawasan padat seperti MT Haryono membutuhkan perencanaan matang, serta komunikasi yang intensif dengan masyarakat.

“Jangan sampai niat baik menata kota malah menimbulkan kebingungan di lapangan. Sosialisasi harus menyeluruh dan dilakukan jauh hari sebelum aturan diberlakukan,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Menurut Yusri, salah satu kekhawatiran utama warga adalah soal larangan parkir di badan jalan, yang berpotensi mengganggu usaha kecil seperti toko dan warung yang selama ini bergantung pada pelanggan yang berhenti sejenak.

Ia menekankan pentingnya solusi konkret agar ekonomi masyarakat tidak terganggu.

“Kalau nanti parkir di tepi jalan dilarang, harus ada tempat parkir pengganti. Jangan sampai usaha warga malah mati karena kebijakan baru,” tegasnya.

Sebagai alternatif, kawasan sekitar Ciputra disebut bisa dijadikan lokasi parkir bersama atau area penyangga bagi pengunjung MT Haryono. Namun, hal itu membutuhkan koordinasi lintas pihak, mulai dari pengelola kawasan, kelurahan Damai Baru dan Damai Bahagia, hingga Dinas Perhubungan.

“Penertiban tidak bisa instan. Harus berkelanjutan dan disertai pengawasan. Jangan hanya ramai saat razia, setelah itu dibiarkan lagi,” tambahnya.

Selain MT Haryono, ia juga menyebut bahwa konsep KTL bisa diterapkan bertahap di jalan lain seperti Ahmad Yani, sebagai bagian dari rencana besar penataan transportasi dan ruang publik di Balikpapan.

Ia berharap kebijakan ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih tertib berlalu lintas, tanpa merasa terbebani oleh aturan baru.

“Ketertiban itu penting, tapi yang lebih penting adalah bagaimana aturan bisa diterima dan dijalankan bersama warga. Kalau semua pihak diajak bicara, hasilnya pasti lebih baik,” tutupnya. (Adv)

Penulis: Ar

Editor: Alfa

52

Leave a Reply

Your email address will not be published.