Budiono : Pemerintah Kota Perlu Persiapkan Regulasi Hingga Mendorong Pertanian Lokal

BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Dengan rencana perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke wilayah Kaltim, tentu akan menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dalam ketersediaan bahan pangan.

Mengingat perpindahan jumlah penduduk ke Kaltim khususnya Balikpapan, akan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kondisi ini jelas berdampak pada ketersediaan bahan pokok yang ikut meningkat.

“Apalagi 98 persen kebutuhan bahan pokok di kota Balikpapan berasal dari luar daerah. Sehingga pemerintah setempat perlu segera menyikapi kondisi itu,” ucap Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono kepada awak media, Kamis (12/10/2023).

Lanjutnya, maka itu pemerintah kota perlu mempersiapkan regulasi hingga mendorong pertanian lokal. Meski secara umum jelas tidak mampu memenuhi kebutuhan di pasaran, karena sudah terlanjur ketergantungan dengan pasokan dari daerah lain.

“Kami perlu bersiap dari sekarang. Tetapi kondisi di Balikpapan tidak ada lahan yang bisa menghasilkan kebutuhan pangan. Selama ini bahan pokok di suplai dari luar daerah,” ujarnya.

Untuk itu, Budiono mendorong inovasi program di satuan kerja bidang pertanian. Sebab kota ini masih memiliki potensi untuk menghasilkan kebutuhan sayur-mayur, jagung dan kedelai. Termasuk bidang perikanan di wilayah pesisir di Balikpapan Timur.

Tinggal pihak pemerintah menyiapkan program penyediaan pangan mandiri bagi tiap keluarga. Agar mereka tidak tergantung dengan stok pangan di pasaran.

“Terpenting adalah bagaimana memaksimalkan dan mengedukasi masyarakat. Saat ini memang ada beberapa kendala, salah satunya tidak memiliki tanah untuk mengembangkan lahan pertanian. Kami ingin pemerintah menjembatani antara kelompok tani dengan pemilik tanah ataupun perusahaan,” tegasnya.

Menurutnya, upaya untuk mendongkrak hasil pertanian jelas membutuhkan kerja keras. Apalagi tantangan yang dihadapi tidaklah kecil, misalnya kondisi para petani saat ini sudah berusia tua.

Dalam artian, petani produktif didominasi mereka yang sudah tua. Sedangkan generasi muda yang mau ke ladang untuk bercocok tanam sangat sedikit sekali.

“Kami perlu cari solusi. Pemerintah perlu fasilitas penyuluhan hingga bantuan pupuk. Terus kasih jaminan terhadap hasil panen bisa dibeli oleh masyarakat. Itu yang namanya regulasi berbasis inovasi. Jadi itu bisa jadi solusi,” ungkapnya. (mys/ries)

195

Leave a Reply

Your email address will not be published.