Jelang Peresmian, Wamen ESDM Tinjau Kesiapan Akhir RDMP Balikpapan
BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Pemerintah memastikan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan berada pada fase akhir penyelesaian menjelang peresmian yang direncanakan pada pertengahan Desember 2025. Kepastian tersebut diperoleh setelah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek pada Rabu (19/11/2025).
Peninjauan lapangan dilakukan untuk mengevaluasi kesiapan seluruh fasilitas utama maupun penunjang yang akan menopang operasional kilang. Dalam kunjungan tersebut, Yuliot meninjau langsung unit-unit produksi serta infrastruktur pendukung, termasuk fasilitas penyimpanan minyak berkapasitas besar yang menjadi bagian vital dari proyek ini.
Salah satu infrastruktur yang menjadi perhatian adalah tangki penyimpanan minyak berkapasitas 2 juta kiloliter. Fasilitas ini diklaim sebagai yang terbesar di Tanah Air dan saat ini telah mendekati tahap penyelesaian penuh, sehingga siap mendukung proses operasional kilang secara optimal.
Yuliot menyampaikan bahwa proyek RDMP Balikpapan telah memasuki fase commissioning. Tahapan ini menjadi penentu kesiapan fasilitas sebelum diresmikan secara resmi. Pemerintah berharap seluruh sistem dapat berfungsi maksimal saat peresmian yang direncanakan akan dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
Meski waktu peresmian masih menunggu penetapan resmi dari pihak Istana, pemerintah tetap menargetkan acara tersebut berlangsung sesuai rencana. Menurut Yuliot, progres yang telah dicapai menunjukkan tidak adanya kendala signifikan yang dapat menghambat penyelesaian proyek.
RDMP Balikpapan tercatat sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi mencapai 7,4 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp126 triliun. Proyek ini menjadi investasi terbesar yang dikelola oleh badan usaha milik negara dan diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak.
Setelah beroperasi penuh, kilang ini diproyeksikan memiliki kapasitas produksi hingga 360 ribu barel per hari, atau sekitar 22–25 persen dari total kebutuhan nasional. Peningkatan kapasitas pengolahan diperkirakan mencapai 100 ribu barel per hari, yang berpotensi menurunkan impor BBM hingga 10–15 persen.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk memaksimalkan pengolahan minyak domestik di dalam negeri. Keberadaan fasilitas penyimpanan berkapasitas besar dinilai strategis dalam menjamin kontinuitas pasokan bahan baku bagi kilang.
Selain aspek produksi, RDMP Balikpapan turut mengusung konsep kilang ramah lingkungan atau green refinery. Konsep ini memungkinkan pengolahan residu bernilai rendah menjadi produk petrokimia seperti propilen dan etilen, sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku petrokimia.
Hingga saat ini, progres pengerjaan proyek telah mencapai tahap akhir dengan sisa pekerjaan sekitar 1–2 persen yang bersifat teknis. Pemerintah optimistis seluruh fasilitas akan siap sepenuhnya dalam waktu dekat untuk memasuki tahap operasional dan peresmian resmi.
29
