Kepala Adat Mului: Kami Belum Merdeka Selama Akses Jalan Tak Diperhatikan Pemerintah

Tampak Ketua Adat Desa Mului Jidan melaksanakan Upacara Bendera HUT RI ke 80 untuk pertama kalinya di laksanakan di Kampung Swan Slutung, Muara Komam, Kabupaten Paser,(17/8/2025). Foto: Ries

PASER, Metrokaltim.com  — Kepala Adat Desa Mului, Jidan, menyampaikan harapan besar kepada pemerintah agar akses jalan menuju Kampung Swan Selutung segera diperbaiki. Harapan ini disampaikannya usai pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang untuk pertama kalinya digelar di kampung Swan Slutung.

Dalam wawancara usai upacara, Jidan mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya peringatan HUT RI di Desa Mului, Kampung Swan Slutung, RT 8, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

“Baru tahun ini, tahun 2025, kami merasakan kemeriahan upacara 17 Agustus di kampung ini. Saya sangat berterima kasih, terutama kepada teman-teman dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan yang sudah mendukung kegiatan ini,” ujar Jidan usai mengukuti upacara HUT RI ke-80. (17/9/2025).

Namun di balik rasa syukur itu, Jidan juga menyoroti kondisi akses jalan menuju kampung adat Mului yang hingga kini masih memprihatinkan. Menurutnya, kondisi jalan rusak  dan berlumpur serta jembatan yang hampir putus. Kondisi ini berlangsung sejak tahun 2022 dan belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

“Kalau dibilang merdeka, kami masyarakat adat Mului merasa belum sepenuhnya merdeka. Karena akses jalan yang rusak ini membuat kehidupan kami terisolasi. Ini masalah utama yang kami hadapi,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa pihak pemerintah kabupaten maupun provinsi sebenarnya pernah meninjau kondisi jalan di wilayah tersebut, termasuk mantan Wakil Gubernur Kalimantan Timur. Perbaikan sempat dilakukan sekitar dua tahun lalu, namun tidak bertahan lama. Kini, kondisi jalan kembali rusak dan sulit dilalui.

“Harapan saya, kepada pemerintah desa, kecamatan, kabupaten Paser, hingga Pemprov Kaltim, agar memperhatikan permintaan masyarakat adat Mului. Kami minta akses jalan ini diperbaiki sebelum akhir tahun 2025 agar beban hidup masyarakat sedikit berkurang,” tegasnya.

Terlihat bangunan sekolah yang terlihat rusak dan tidak terurus, plafon, lantai serta meja kursi yang harusnya terliaht rapi tersusun tidak terlihat, hal ini menambah kurangnya kepedulian Pemerintah Kabupaten akan pentingnya Pendidikan untuk menuju indonesia emas tahun 2045.

Selain infrastruktur, Jidan juga menyoroti persoalan pendidikan di kampung tersebut. Ia mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada tiga murid yang masih bersekolah di Sekolah Dasar 012  di Kampung Mului. Hal ini disebabkan oleh sulitnya akses dan minimnya fasilitas pendidikan yang memadai.

“Harapan saya, pemerintah bisa melakukan upaya agar anak-anak bisa kembali bersekolah di kampung. Kalau akses dan fasilitas diperbaiki, saya yakin anak-anak akan kembali ke Mului dan pendidikan bisa berjalan normal,” ungkapnya.

Sebagai penjaga hutan adat yang hingga kini tetap lestari, Jidan menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kelestarian lingkungan. Ia berharap perjuangan masyarakat adat Mului mendapat perhatian yang adil dari pemerintah agar pembangunan dapat merata hingga ke pelosok desa.

240

Leave a Reply

Your email address will not be published.