Balikpapan, Metrokaltim.com – Anggota DPRD kota Balikpapan H Nurhadi Saputra menggelar kegiatan reses untuk menyerap aspirasi warga yang berada di Jalan Tanjung Kelor RT 20, Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan Timur (Baltim), Senin (28/3/2022) sore. Yang mana kegiatan dihadiri 12 RT Kelurahan Manggar Baru.

Adapun beberapa keluhan yang disampaikan warga, seperti warga RT 20 Ida Nurhayati yang
meminta agar ada pangkalan Gas LPG ditambah, karena sulit didapat.

Ningsih warga RT 20 yang mengeluhkan masalah minyak, permalasahan banjir dan pendidikan yang selalu menjadi keluhan setiap tahunnya. Dan berharap Manggar baru dapat terbangunkan SMP.

Lalu, Fatir dan Fatma warga RT 20 yang menanyakan perihal solusi jalan keluar agar tidak tergenang banjir lagi.

Ditanya perihal Baltim dianak tirikan, Nurhadi Saputra menjelaskan, untuk istilah Baltim di anak tirikan itu sudah ada sejak dulu, karena dari 6 kecamatan di Balikpapan, hanya Baltim yang penyaluran anggarannya minim, dibandingkan kecamatan lain.

“Kita harus rasional, meski dari dulu Baltim kurang anggarannya. Tetapi ada dampak pembangunan dari stadion dan tol yang dirasakan warga seperti banjir,” ucap Nurhadi Saputra usai reses, Senin (28/3/2022).

Lanjutnya, sejak tahun 2014 ia sudah pernah usulkan pembangunan rumah sakit. Dan itupun dijanjikan saat wali kota Balikpapan kampanye. Sehingga dikatakan bahwa pihaknya masih punya hutang kampanye terkait pembangunan rumah sakit di Baltim.

“Bahkan masyarakat Manggar Baru juga menginginkan adanya fasilitas sekolah Menengah Pertama (SMP),” akunya.

Apalagi dari 4 kelurahan di wilayah Baltim yakni, Manggar, Manggar Baru, Lamaru dan Teritip. Hanya Manggar Baru yang tidak punya SMP, sedangkan setiap tahunnya wilayah ini terdampar karena sulit mencari sekolah. Hingga akhirnya warga mencoba daftar ke SMPN 8, meski tidak diterima karena radiusnya jauh.

“Jadi PR kita sampai saat ini masih terkait dengan permasalahan sekolah,” tegasnya.

Selain sekolah, warga juga mengeluhkan perihal masalah Gas LPG 3 kg yang sulit didapat. Ini dikarenakan harga yang naik, membuat warga pindah penggunaan dari 12 kg menjadi 3 kg. Dan dari pihak Pertamina pun tidak menambah stok LPG tersebut.

“Disinilah pemerintah harus hadir di tengah-tengah permasalahan masyarakat, dan pemerintah harus segera menegur pihak Pertamina agar dapat menambahkan stok gas,” paparnya.

Disinggung perihal anggaran yang minum untuk wilayah Baltim, Menurutnya itu terjadi karena Baltim jauh dari pusat kota, jumlah penduduknya paling sedikit dan jumlah anggota dewannya juga sedikit. Padahal diketahui, hanya dua wilayah Balikpapan yang semakin berkembang yakni Balikpapan Utara dan Balikpapan Timur.

“Cuma ada beberapa kewenangan di Baltim adalah kewenangan provinsi bukan kewenangan kota, ini menjadi masalah. Contoh Jalan Mulawarman sejak adanya tol menjadi wewenang nasional,” ungkapnya. (Mys/ Ries)

95

Leave a Reply

Your email address will not be published.