400 Peserta ikuti Webinar Industri yang di Gelar KPI Balikpapan

Balikpapan, Metrokaltim.com – Webinar yang dilaksanakan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan mendapat respon luar biasa dari peserta. Webinar yang menghadirkan mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) dan juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan diikuti oleh sekitar 400 peserta. (Jumat, 10/09). Webinar tidak hanya diikuti oleh pekerja, mitra kerja, keluarga namun juga mahasiswa di Kota Balikpapan.

Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Yulian Dekri menyampaikan bahwa saat ini industri pengolahan telah memasuki era 4.0. “Transformasi digital dalam mengoperasional kilang memainkan peranan penting di era revoulusi industri 4.0. Industry 4.0 adalah industri yang bergerak dengan mengoptimalkan aspek-aspek teknologi sehingga membuat proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien,” kata Yulian.

Yulian menjelaskan bahwa didalam operasional kilang selain menghasilkan energi, kilang juga memerlukan energi untuk operasionalnya. “Fokus kita tidak hanya menggunakan energi sesuai yang kita targetkan tapi bagaimana juga mengendalikan energi untuk mendukung operasional kilang,” ujarnya.

Oleh karena itu, Yulian mengharapkan dari webinar yang dilaksanakan dalam rangka bulan Energy & Loss KPI Area Balikpapan tahun 2021 ini dapat membuka wawasan pandangan para pekerja Pertamina untuk mengagas inovasi-inovasi untuk mendukung revolusi industri saat ini. “Seluruh pekerja agar berperan aktif dan diharapkan berkontribusi dalam kemajuan RU V terutama dalam bidang energi.” katanya.

Dalam webinar itu, Yulian juga menyampaikan tentang proses restrukturisasi yang saat ini dijalankan oleh Pertamina. “Per 1 September telah terbentuk 6 sub holding Pertamina, dan PT Kilang Pertamina Internasional ditunjuk menjadi sub holding refinery dan petrochemical.” jelasnya. Dengan berdirinya PT KPI sebagai Sub Holding, maka PT KPI harus mandiri dan lebih fokus ke bisnis.

Hal senada disampaikan oleh Pjs GM KPI RU Area Balikpapan Iskandar. Dia menyampaikan bahwa Pertamina sebagai perusahaan energi milik Negara berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan energi nasional.

“Energi menjadi salah satu barometer untuk mengukur pengoperasian kilang.” ujarnya.

Iskandar kemudian menjelaskan bahwa di dalam kilang ada beberapa program yang dilakukan dalam rangka efisiensi energi diantaranya meminimalisir kebocoran steam, penggunaan gas alam sebagai bahan bakar operasional kilang dan beberapa program lainnya. Untuk di luar kilang khususnya di komplek perumahan, terus digalakkan penghematan pemakaian listrik di perumahan.

Melalui pelaksanaan bulan Energy & Loss tahun ini, Iskandar berharap kegiatan tersebut dapat menjadi sarana sosialisasi & edukasi para pekerja RU V Balikpapan, dan stakeholder dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya pada energi yang dimanfaatkan saat ini.

“Ini merupakan bentuk komitmen kita untuk selalu meng-energize program-program yang sudah direncanakan agar dapat berjalan dengan sustain,” katanya.

Acara puncak Webinar kemudian diisi oleh Dahlan Iskan sebagai pemateri utama. Dahlan kemudian menceritakan pengalamannya dalam menjalankan sebuah proses efisiensi.

“Pengalaman saya menunjukkan bahwa sulit melakukan efisiensi dan proses itu menyakitkan,” ujarnya. Dia lalu memberikan contoh mengenai salah satu program efisiensi yang pernah dia lakukan dengan menekan biaya perjalanan dinas.

“Saya tetapkan tidak ada perjalanan dinas. Perjalanan dinas dilarang selama 1 bulan. Istilahnya saya puasa perjalanan.” katanya. Penetapan target ini menurut Dahlan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah program. “Tetapkan targetnya. Sudah tidak zamannya lagi kita membuat jargon-jargon dan motto. Dan oleh karena itu jika mau serius maka bulan energy harus ada target yang jelas,” ujarnya.

Terkait dengan industri 4.0, Dahlan menyampaikan bahwa inti dari 4.0 adalah Internet of Things dan inovasi. “Siapkah Pertamina memasuki era 4.0? Ini adalah era kalian,” kata Dahlan.

Dahlan kemudian menjelaskan prinsip-prinsip manajemen pengelolaan perusahaan. “Inti dari kemampuan manajemen dan leadership adalah kemampuan menyusun skala prioritas. Perusahaan yang tidak bisa menyusun skala prioritas akan gagal, akan kembali ke jargon-jargon saja.” katanya.

Menurutnya, kemampuan menyusun daftar masalah dimiliki oleh hampir semua orang tapi kemampuan menentukan skala prioritas ini yang tidak banyak dimiliki oleh para manager.

Dahlan kemudian membagikan langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat daftar inventarisasi masalah.

Selanjutnya menentukan skala prioritas. “Skala prioritas diambil dari menganalisa mana yang paling penting dari daftar masalah yang sudah dikumpulkan. Diskusi harus berlangsung secara egaliter,” katanya.

Langkah selanjutnya adalah menempatkan orang terbaik di menyelesaikannya. “Alokasi sumber daya manusia, organisasi dan pendanaan. Yang terbaik dialokasikan untuk mengatasi yang terberat.” katanya.

Menanggapi langkah restrukturasi yang sedang dilakukan di Pertamina, Dahlan menyampaikan dukungannya. “Saya mengucapkan selamat. Langkah ini sangat bagus sekali. Reorganisasi di Pertamina akhirnya bisa dilakukan,” katanya.

Dahlan menyampaikan bahwa pada masa ini mungkin hebohnya masih banyak. Namun reorganisasi ini harus diterima karena tujuannya baik. “Semua proses reorganisasi tentu mengalami tantangan-tantangan. Siapa yang mudah move on, dialah yang akan sukses. Dan yang hanya heboh saja, dia akan ketinggalan.” katanya.

Dia juga menyampaikan harapannya agar proses restrukturisasi Pertamina dapat berjalan dengan baik.

“Agar restrukturisasi di Pertamina dapat berjalan dengan baik karena saya anggap ini merupakan langkah yang baik,” pungkasnya.

(*/ries)

110

Leave a Reply

Your email address will not be published.