Langkah Tangani Perundungan: Dinas Pendidikan Balikpapan Tingkatkan Pencegahan di Sekolah

Foto: Kadisdik Kota Balikpapan Irfan Taufik

BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Pasca penyebaran video viral aksi perundungan di SMP Negeri 13 Balikpapan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan melakukan sejumlah evaluasi dan langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Irfan Taufiq, salah satu upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan peran Tim Penanganan Pencegahan Kekerasan (TPPK) di setiap sekolah yang telah dibentuk.

“Kami mengumpulkan seluruh tenaga pendidikan di SMP Negeri 13 untuk membahas langkah-langkah konkret yang harus diambil guna mencegah perundungan dan bullying di sekolah,” kata Irfan pada Selasa (5/3/2024).

Irfan juga menjelaskan bahwa sebelum kejadian perundungan terjadi, pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi, termasuk membentuk TPPK di seluruh sekolah di Balikpapan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

“Kami juga melibatkan siswa-siswi dari berbagai organisasi intra-sekolah seperti Osis dan pramuka untuk bersama-sama menjaga keamanan di sekolah,” imbuhnya.

Di sisi lain, Irfan mengapresiasi langkah SMP Negeri 13 yang membuat ikrar atau janji siswa-siswi sebagai upaya untuk meningkatkan solidaritas di antara para pelajar.

“Upaya ini dapat membakar semangat para siswa untuk bersatu dan tidak membully sesama,” ujarnya.

Irfan juga memastikan bahwa kasus perundungan di SMP Negeri 13 telah ditangani oleh pihak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Balikpapan, dengan semua pihak yang terlibat menandatangani surat damai.

Namun, Irfan juga mengingatkan agar masyarakat berhenti mengirim video perundungan karena kasus tersebut sudah ditangani dan diselesaikan secara hukum.

“Saya juga mengajak guru dan tenaga pendidik di Kota Balikpapan untuk mengingatkan siswa-siswa agar bijak dalam menggunakan media sosial dan berhati-hati dalam menyebarkan konten yang dapat menimbulkan reaksi berlebihan,” tegasnya.

Terpisah, Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan Asep Ahmad Sapturi, yang membidangi pendidikan mengaku prihatin, apalagi ini terjadi di Balikpapan. 

“Walaupun harapanya jangan sampai terjadi di Balikpapan dan di kota-kota yang lain,” tambahnya.

Menurutnya, sebagai murid itu tak boleh melakukan pengeroyokan dan main hakim sendiri telebih di saat jam belajar.

“Kritikan juga perlu kami koreksi kepada guru, artinya pas kejadian itu kok pas waktunya mengajar. Kemana guru yang mengawasi pada saat itu,” jelasnya.

Diterangkan, bahwa pendidikan adalah hal penting dan utama yang ada di rumah, maka pengawasan orang tua kepada anak-anaknya juga harus kuat.

“Orang tua juga harus melakukan pengawasan dengan ketat, secara baik dan maksimal,” terangnya. (mys/ries)

282

Leave a Reply

Your email address will not be published.