PLN Dukung Penuh Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

Foto: Komisaris Utama PLN Agus Martowardojo mengatakan, implementasi sistem manajemen risiko yang efektif akan memengaruhi kinerja perusahaan. Karenanya, Agus mendukung kepengurusan baru FMR BUMN untuk selalu menerapkan praktik terbaik dalam manajemen risiko perseroan.

JAKARTA, Metrokaltim.com – PT PLN (Persero) mendukung kepengurusan Forum Manajemen Risiko Badan Usaha Milik Negara (FMR BUMN). Komitmen ini tercermin melalui agenda Pengukuhan Pengurus FMR BUMN periode 2024-2027 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium PLN Pusat, Jakarta pada Selasa (26/4).

Deputi Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN, Nawal Nely pada kesempatan tersebut mengapresiasi berbagai upaya kolaborasi terhadap pencapaian Forum Manajemen Risiko BUMN. Nely berharap capaian ini terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan untuk mencapai kolaborasi lebih aktif di masa mendatang.

“Ini kami senang sekali dari Kementerian BUMN. Bahwa partisipasinya very pro active jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Dan saya apresiasi untuk kolaborasi yang terjadi antar BUMN dan antar sektor, ini sesuatu yang menurut saya harapkan forum ini bisa membangun manajemen risiko bersama,” kata Nely.

Nely juga menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai upaya, termasuk dari sisi regulasi demi meningkatkan implementasi manajemen risiko di tiap BUMN.

“Kami berjuang untuk mengeluarkan peraturan ini, berdasarkan segala masukan yang didapat dari saudara-saudara sekalian dalam menyusun Permen risiko maupun aneka macam legislasi lainnya,” ujarnya.

Komisaris Utama PLN Agus Martowardojo mengatakan, implementasi sistem manajemen risiko yang efektif akan memengaruhi kinerja perusahaan. Karenanya, Agus mendukung kepengurusan baru FMR BUMN untuk selalu menerapkan praktik terbaik dalam manajemen risiko perseroan.

“Ini adalah tugas dari BUMN untuk naik kelas, dan naik kelas secara struktural. Karena kalau kita sudah baik dalam tata kelola manajemen risiko dan compliance -nya, kita akan siap berlari dan insya Allah pertumbuhan akan tetap setimpal,” kata Agus.

Agus juga berpesan agar dalam implementasinya, manajemen risiko tidak dapat dipisahkan dari aspek governance atau tata kelola. Menurutnya, hal ini karena pilar utama tata kelola adalah transparansi, responsilibity, independency, dan fairness.

“Ini tidak bisa hanya dijadikan suatu slogan, suatu retorika, tetapi betul-betul harus kita hayati, harus kita implementasikan dalam keseharian. Jadi, saya menyambut baik kita menjalankan fungsi manajemen risiko,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya terus membangun sistem manajemen risiko yang terintegrasi karena PLN memiliki aspek risiko yang kompleks. Menurutnya, dalam membangun sistem manajemen risiko PLN juga memanfaatkan teknologi digital sehingga membuat manajemen risiko menjadi lebih baik.

“PLN adalah BUMN yang mungkin paling kompleks dalam menghadapi aspek risiko. Dari hulu ke hilir. Dari energi primer, infrastruktur, sampai layanan pelanggan. Oleh karena itu, saya kumpulkan tim. Every single risk has to be mapped out, quantified, managed properly. Lebih baik mandi keringat di latihan, bukan berdarah di pertempuran. Kami bangun New Journey of Risk. Kami rombak organisasi. Kami ubah yang dulu berbasis fungsi, menjadi berbasis tipe risiko. Kami bangun tata kelola terintegrasi,” kata Darmawan.

Untuk itu, ia berharap jajaran pengurus FMR BUMN 2024-2027 dapat membantu memformulasikan kebijakan-kebijakan manajemen risiko dan mengawal implementasinya sehingga bisa menjawab kebutuhan dan dinamika tantangan yang dihadapi tiap BUMN, termasuk PLN. Dirinya mengapresiasi pengukuhan kepengurusan baru forum ini untuk bisa meningkatkan kapasitas BUMN.

“Pengukuhan kepengurusan Forum Manajemen Risiko ini adalah hari bersejarah. Ekosistem manajemen risiko semesta. Kami merasa terhormat jadi tuan rumah. Dengan kepengurusan baru FMR BUMN, maka kita akan menyambut zaman keemasan BUMN seantero Indonesia,” kata Darmawan.

Ketua Umum FMR BUMN Periode 2024-2027, Amien Sunaryadi menyampaikan FMR menjadi wadah bagi para praktisi Manajemen Risiko di Lingkungan BUMN. Hal ini ditujukan untuk memberikan pemikiran-pemikiran strategis dan kebijakan-kebijakan dalam bentuk saran, kajian, pendapat dan rekomendasi kepada Kementerian BUMN dan masing-masing BUMN tentang praktik terbaik Manajemen Risiko di BUMN.

“Ini untuk menjawab adanya kebutuhan dan tantangan yang dihadapi BUMN seperti dinamika lingkungan bisnis yang terus berubah, perubahan teknologi, perang dagang dan perubahan pola interaksi Masyarakat. Tantangan ini merupakan ancaman sekaligus peluang yang harus dikelola dengan hati-hati,” ungkapnya.

Amien juga menyampaikan dengan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan FMR BUMN periode 2024-2027 dapat memberikan kontribusi strategis dalam mengelola risiko dan menjawab tantangan yang dihadapi BUMN di era yang terus berkembang ini. (Adv).

115

Leave a Reply

Your email address will not be published.