Nurhadi Tak Sangka Balbar Lebih Diprioritaskan, ke Rumah Sakit Akses Baltim Lebih Sulit

Balikpapan, Metrokaltim.com – Pembangunan rumah sakit di wilayah Balikpapan Timur (Baltim) masih sangat dibutuhkan masyarakat, pasalnya pembangunan Rumah Sakit Medika yang baru berjalan sekitar 1 tahun dikatakan hanya untuk tempat singgahan sementara, karena ketika memerlukan tindakan medis juga akan di rujuk ke rumah sakit selanjutnya.
Terkait hal itu Anggota DPRD kota Balikpapan Nurhadi Saputra menjelaskan, pembangunan rumah sakit di Baltim sebenarnya sudah diperjuangkan sejak ia duduk di DPRD Balikpapan. Karena menurutnya ini adalah PR sebagai warga Baltim.
“Bahkan, dari 6 kecamatan di Balikpapan, sampai saat ini yang belum memiliki rumah sakit yakni wilayah Kecamatan Baltim,” ucap Nurhadi saat ditemui dikantor DPRD, Senin (23/8).
Dirinya berharap sekali ketika berbicara rumah sakit pada saat pergantian kepala daerah. Karena sebelumnya untuk pembangunan rumah sakit terkendala RPJMD, lantaran tidak ada dalam visi misi wali kota sebelumnya untuk membangun rumah sakit, maka itu sampai saat ini tidak terbangun.
Sehingga saat pergantian kepala daerah, dirinya sempat berbincang dengan wali kota dan pihaknya menjanjikan untuk membangun rumah sakit serta akan dimasukkan dalam visi misi wali kota.
“Memang betul dimasukkan, hanya saja disana tidak disebutkan pembangunan rumah sakit di Baltim, namun disebutkan bahwa pembangunan di wilayah yang membutuhkan,” jelas anggota komisi II.
Nurhadi pun juga tidak menyangka, jika Balikpapan Barat (Balbar) lebih diprioritaskan untuk pembangunan rumah sakitnya. Ia juga sempat menyampaikan dalam media sosial, jangan karena ia berasal dari kampung baru, sehingga pembangunan diprioritaskan di Barat.
“Kita sih mengerti, tetapi secara posisi di wilayah Barat masih lebih dekat dengan rumah sakit yang ada, berbeda dengan Baltim yang hanya memiliki satu akses dan jauh untuk menjangkau,” imbuhnya.
Dan kembali ada harapan ketika pembangunan di Balbar ini dimunculkan, bahkan pembangunan sudah dianggarkan di APBD Murni sebesar Rp 151 miliar dan lahannya pun sudah ada. Namun yang jadi masalah, wilayah yang akan disiapkan untuk pembangunan rumah sakit hanya sekitar 5.000 m/2. Ia pun sudah turun langsung ke lokasi bahwa itu berbatasan dengan laut, dan kanan-kiri ada perkampungan. Sedangkan untuk syarat pembangunan disebutkan, pembangunan tidak boleh berbatasan langsung dengan air, karena akan sulit untuk membuang limbahnya.
“Pandangan saya secara pribadi itu tidak layak, bukan karena saya ada kepentingan di Baltim, cuman alangkah bijaknya jika ada lokasi lain yang lebih refensetativ,” paparnya.
Dirinya juga sudah komunikasi dengan Bappeda, kalau pembangunan rumah sakit di Balbar sekitar 7 lantai. Sementara menurutnya ini tidak layak, tetapi dari studi kelayakannya dilokasi tersebut tetap layak. Sementara untuk wilayah Baltim sendiri, dirinya melihat untuk tahun 2022 ada anggaran sebesar Rp 300 juta untuk study kelayakan.
“Saya berharap di perubahan ini, FS dimasukkan ke anggaran perubahan sekaligus dijadikan DED, sehingga ditahun 2023 bisa untuk pembangunan rumah sakit,” ungkapnya.
(Mys/riyan)
