Oddang Minta Perhatian Dampaknya, Jika Melakukan Perluasan Dan Pengupasan Lahan

Balikpapan, Metrokaltim.com – Permasalahan banjir di kota Balikpapan masih menjadi keluhan masyarakat. Apalagi Balikpapan sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), sehingga sangat diperlukan pembenahan, seperti perbaikan infrastruktur lingkungan.
Tidak hanya itu, warga RT 42 dan 56 Tumarintis, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara yang berdekatan dengan Perumahan Grand City pun menyampaikan keluhannya kepada Anggota DPRD kota Balikpapan Syarifuddin Oddang saat meninjau lokasi drainase di RT 65.
Menurutnya Imbas permasalahan yang ada tidak pernah terselesaikan oleh pihak pengembang. Ditambah Grand City saat ini sedang melakukan perluasan lahan dan pengupasan lahan.
“Meski itu lahan mereka, seharusnya memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya,” ujar Syarifuddin Oddang saat ditemui awak media lokasi di RT 65, Senin (4/4/2022).
Dirinya mengatakan, permasalahan bisa diselesaikan jika pemerintah turun tangan melihat langsung pembangunan yang dilakukan investor, apakah tidak berdampak pada lingkungan masyarakat sekitar.
“Jadi bukan kita menghalangi investor yang membangun, jangan sampai adanya pembangunan merugikan masyarakat. Seharusnya tidak perlu anggaran APBD mengatasi hal itu jadi beralih kesana,” tegasnya.
Dijelaskan, untuk akses satu-satunya saluran air dari Sepinggan Pratama, Pelangi B point menuju ke bendali Grand city sudah tidak layak. Bahkan warga bergotong-royong mengangkat sedimen, dan itupun tidak mampu menahan air, karena Grand City sedang melakukan pengelupasan lahan. Banyaknya lumpur yang masuk membuat saluran kembali tersumbat, hingga menimbulkan dampak banjir.
“Awalnya perencanaan parit ini tidak masuk planing PU maupun DLH, setidaknya ini juga wajib dipikirkan setelah banjir di MT Haryono,” kritiknya.
Dan secara resmi DPRD telah melakukan kunjungan lapangan, namun sampai hari ini belum ada tindak lanjutnya. Karena pada saat itu DPRD meminta pihak pengembang Grand City melihat langsung bagaimana posisi tiga bozem yang berada di Grand City menahan air.
Menurut mereka ada tiga ternyata tidak difungsikan, karena tempat tersebut memang harus dijaga, pada saat hujan harus ditutup, tetapi karyawannya lalai.
“Kalau tidak ada niat dan kerjasama yang baik, tidak akan pernah terselesaikan. Ini baru penduduk Balikpapan aja bagaimana jika ada arus pertambahan penduduk,” keluhan Oddang.
Lebih jauh, Ketua RT 65 Susanto menyebut banjir di RT 65 dikarenakan adanya pengelupasan lahan di Grand city, sehingga sungai terjadi pendangkalan dan mengakibatkan gorong-gorong buntu.
“Banyak penebangan atau kayu-kayu di buang mengakibatkan buntu gorong-gorong dekat masjid alqobul,” pungkasnya.
(Mys/ Ries)
