Sadis! Kepala Penderita Strok Ditebas Orang Gila Pakai Kapak hingga Tewas
Samarinda, Metrokaltim.com – Aksi pembunuhan sadis terjadi di Jalan Karya Baru, RT 09, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Rabu (6/1) kemarin. Kepala seorang pria lanjut usia, La Iroji (61), ditebas menggunakan kapak hingga tewas. Pelakunya pun telah ditangkap polisi.
Kepala Unit Reskrim Polsek Sungai Pinang, Iptu Akhmad Wira, membeberkan kornologis kejadian mengerikan ini. Kata Wira, aksi pembunuhan ini terjadi pada sekira pukul 08.00 WITA. Saat itu, Roji – panggilan La Iroji – tengah duduk berjemur di depan jendela rumahnya. Kegiatan berjemur ini sudah menjadi kebiasaan Roji. Sebab, ia menderita penyakit strok.
Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya bernama Juliadi (40) masuk ke rumah Roji tanpa meminta izin. Juliadi datang bukan tanpa tangan kosong. Dia menggengam sebuah kapak. Tanpa berbicara, tiba-tiba Juliadi menebas kepala Roji menggunakan kapaknya sebanyak dua kali.
Saat dirinya dianiaya, Roji sempat berteriak. Teriakan ini didengar oleh anak perempuan Roji yang berada di dalam kamar. Sang anak lantas buru-buru ke luar kamar. Namun, alangkah terkejutnya sang anak ketika berdiri di ruang tamunya. Ia melihat ayahnya, Roji, tersungkur di lantai. Sang anak pun mendorong Juliadi untuk menyelamatkan orangtuanya.
“Setelah itu datang warga mengamankan JL (Juliadi). Korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum,” kata Wira.
Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa Roji tak terselamatkan. Ia meninggal dunia akibat mengalami pendarahan hebat di kepalanya.
Belum diketahui apa yang membuat Juliadi tega membunuh Roji. Namun, berdasarkan keterangan warga, Juliadi disebut sebagai orang gila. Karena dia memiliki kartu kuning sebagai tanda pengidap gangguan jiwa.
Kendati demikian, polisi belum mau menyebut Juliadi punya kelaian jiwa. Karena hal tersebut harus dibuktikan secara medis. Wira pun memastikan, proses penyelidikan kasus ini akan terus berjalan hingga tuntas.
“Kami tidak mau percaya begitu saja. Walaupun dia memiliki kartu kuning, kami harus selidiki dulu dan koordinasi dengan pihak rumah sakit untuk mengetahui apakah nantinya pelaku bisa diproses hukum atau tidak,” pungkas Wira.
(sur/riyan)
175