Bird Race Perdana di Kalimantan: IKN Dorong Kesadaran Lingkungan dan Ekowisata

Menjaga Keanekaragaman Hayati: Bird Race di IKN Jadi Magnet Pengamat Burung. Foto OIKN
NUSANTARA, Metrokaltim.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) sukses menggelar Bird Race dan Lomba Fotografi Lanskap dan Alam pertama di Pulau Kalimantan. Acara yang berlangsung pada 14-16 Februari 2025 di Bukit Bengkirai ini menjadi ajang pengenalan keanekaragaman hayati di kawasan IKN, sekaligus mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan.
Bird Race merupakan kompetisi pencatatan dan pengenalan burung dalam jangka waktu tertentu. Dengan menggandeng perkumpulan Manka dan Burungnesia, acara ini berhasil menarik perhatian peserta dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan, Sulawesi, Jawa, hingga Papua. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekosistem di sekitar pembangunan IKN.
“Kami sangat bangga melihat antusiasme peserta yang datang dengan inisiatif sendiri dari berbagai daerah di Indonesia. Ini menunjukkan dukungan terhadap konsep pembangunan hijau di IKN serta kepedulian terhadap keanekaragaman hayati,” ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna A. Safitri, Minggu (16/2/2025).
Ketua dan Direktur Manka, Juliarta Bramansa Ottay, menilai tingginya partisipasi dalam ajang ini membuka peluang untuk keterlibatan masyarakat dalam pelestarian lingkungan di IKN. “Banyak pengamat burung dan fotografer alam yang hadir. Kami berharap ini menjadi langkah awal dalam mengelola IKN sebagai kota yang tetap mempertahankan kekayaan alamnya,” ujarnya.
Salah satu peserta asal Papua Barat, Baltasar Klau Nahak, mengungkapkan kekagumannya terhadap keberagaman burung di kawasan Bengkirai. “Saya terkesan dengan banyaknya jenis burung yang bisa ditemukan di sini. Acara ini sangat penting untuk memperkenalkan keanekaragaman hayati Kalimantan kepada masyarakat luas,” katanya.
Otorita IKN berencana mengembangkan Bird Race dan Lomba Fotografi Lanskap dan Alam ke skala internasional tahun depan. Sebagai langkah awal, akan diadakan pre-event guna mempersiapkan acara yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak pihak dari berbagai negara.
Selain meningkatkan kesadaran akan konservasi lingkungan, Bird Race juga diusulkan menjadi bagian dari kalender wisata IKN. Kegiatan ini diharapkan mampu menarik wisatawan serta membangun kesadaran kolektif untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
“Kami melibatkan anak muda dari masyarakat lokal dalam kepanitiaan, sehingga mereka bisa memahami pentingnya konservasi lingkungan. Ke depan, kami berharap ajang ini berkembang menjadi inisiatif warga, dengan Otorita IKN sebagai fasilitator,” ujar Myrna.
Salah satu inovasi dalam ajang ini adalah pengenalan konsep ‘Citizen Science’, di mana masyarakat dapat berkontribusi dalam pengumpulan data lingkungan melalui observasi dan dokumentasi spesies satwa liar. Otorita IKN juga berencana membangun database keanekaragaman hayati yang dapat diakses publik, memungkinkan warga dan wisatawan untuk menambah serta memperbarui informasi spesies di IKN.
“Siapa pun yang berada di IKN bisa berpartisipasi dalam pencatatan data biodiversitas. Kami akan menyiapkan sistem yang memungkinkan masyarakat mendokumentasikan burung atau satwa lain yang mereka temui, sehingga data keanekaragaman hayati terus berkembang,” pungkas Myrna.
Dengan langkah-langkah ini, Bird Race di IKN tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga instrumen penting dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan ekowisata berkelanjutan di ibu kota baru Indonesia.
Penulis: Ries
Editor: Alfa
