Dukung Langkah Pemerintah Lakukan Pengetatan, DPRD PPU Juga Kritisi Kinerja Tim Kesehatan

Penajam, Metrokaltim.com – Kasus penyebaran corona virus desiase (covid-19) menjadi atensi di seluruh daerah termasuk di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus yang kian cepat terjadi. Salah satunya dengan pengetatan terhadap warga pendatang yang masuk ke wilayah PPU.

Dukungan terhadap upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran covid-19 tersebut mengalir dari berbagai pihak salah satunya dari DPRD PPU. Meski mendukung pemerintah dalam melakukan pengetatan di pintu masuk, kondisi pandemi yang terjadi ini diharapkan tidak menjadi lahan bagi oknum tertentu di rumah sakit.

Anggota DPRD PPU, Irawan Heru Suryanto mengimbau agar masyarakat selalu patuh pada protokol kesehatan yang berlaku. Seperti selalu menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan memakai masker. “Jangan sampai penularan virus yang saat ini sudah makin mengkhawatirkan justru terus bertambah,” terang Irawan.

Dia menegaskan agar setiap masyarakat luar yang masuk ke daerah harus melampirkan surat rapid tes. Demi keamanan dan kenyamanan bersama. “Bila bicara Covid-19 yang ingin saya kritisi soal pelayanan kesehatannya. Karena ada pengaduan dari masyarakat bahwa orang yang meninggal di rumah sakit terkesan dicovidkan,” ujar Politikus Partai PKB itu.

Hal tersebut pun tentunya meresahkan masyarakat, sehingga ungkap Irawan, muncul opini masyarakat bila sakit sekarang itu jangan ke rumah sakit. “Rumah sakit harus benar-benar mengklasifikasikan, mana yang betul-betul punya riwayat penyakit dan mana yang yang benar-benar terkena virus corona,” ucapnya.

Bahkan, lanjutnya, sekitar tiga bulan lalu tetangganya meninggal karena penyakitnya tidak bisa memproduksi sel darah merah. Sehingga meninggal di rumah sakit. “Dari rumah sakit penangan janazah dilakukan dengan protokol kesehatan. Tapi akhirnya Alhamdulillah waktu itu bisa dibawa pulang,” paparnya.

Dia pun menyesalkan, cara pelayanan rumah sakit tersebut. Sebab, orang meninggal harus dibungkus dan diberi peti seperti tetangganya. “Memang saya belum menelusuri apakah ada stedmen dari rumah sakit bahwa itu Covid-19 atau bukan. Cuma saya sangat sesalkan tindakan tersebut,” ungkapnya.

Perbuatan oknum tersebut pun diklaim sangat merugikan masyarakat. Karena bakal berimbas dengan keluarga pasien yang sakit dan meninggal. “Iya, kasian pihak keluarga yang menjadi ketakutan dengan kondisi tersebut. Jadi masyarakat beropini sakit ya jangan ke rumah sakit sekarang,” pungkasnya.

(adv/mk1/riyan)

154

Leave a Reply

Your email address will not be published.