Forum Warga Sampaikan Empat Tuntutan ke Disdikbud, Salah Satunya Penambahan Sekolah

Balikpapan, Metrokaltim.com – Masyarakat kota Balikpapan banyak mengeluhkan permasalahan Penerima Perseta Didik Baru (PPDB) khususnya di tingkat SD dan SMP. Hal ini terlihat saat orangtua murid demo ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kota Balikpapan untuk menyampaikan keluhannya, Senin (21/6).
Dalam demo orangtua menyampaikan empat tuntutan kepada Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin, pertama masukan dari forum orangtua jalur prestasi atau nilai bisa dibuka kembali setelah proses selesai, kedua orangtua atau pendaftar yang merasa dirugikan silakan membetulkan titik koordinat ke sekolah yang dipilih, ketiga untuk kasus Kelurahan Prapatan yang zonasi di SMP 1, 2 dan 12 akan ditinjau ulang dan keempat penambahan sekolah yang sangat urgent terutama di Kecamatan Balikpapan Tengah dan warga mengusulkan agar Puskib dijadikan sekolah SMP dan SMA.
Dijelaskan Muhaimin, untuk dibukanya jalur prestasi pihaknya tidak membuka jalur prestasi, karena atas arahan wali kota semua sekolah yang masih ada sisa koutanya akan dibuka kembali. Ini akan publis, tetapi bukan sebagi jalur prestasi, melainkan jalur zonasi wilayah yang daftarnya melalui offline di masing-masing sekolah.

“Misalnya di SMPN 1 ada 5, SMPN 22 ada 10, SMPN 12 ada 30, sehingga totalnya ada 45 itu yang akan dibuka, jadi mereka silakan daftar seleksinya berdasarkan nilai tertinggi. Dan akan diberikan waktu selama 2 hari (29-30) setelah proses PPDB selesai,” ucap Muhaimin saat ditemui awak media, Senin (21/6).
Lalu untuk orangtua yang merasa titik koordinatnya merasa salah, silakan membetulkan ke admin sekolah yang dituju supaya dibetulkan, bisa jadi akan terjadi pergeseran.
Sementara untuk SMP 1, 2 dan 12 akan dibuka sisa dari sekolah tersebut untuk zonasi di wilayah sekitar. Sedangkan yang mengusulkan sekolah di Puskib, pihaknya sudah bersurat ke wali kota, tembusan ke DPRD mengusulkan dua lokasi untuk SMP yakni di Eks Puskib mengingat di Balikpapan Tengah sangat kekurangan sekolah dan di daerah kawasan Manuntung Tenis ada indoor dan outdoor untuk bisa diusulkan salah satu menjadi kawasan pendidikan.
“Jadi semua tuntutan masyarakat sudah di akomodir semua, tetapi untuk masalah KK dan sebagainya itu masalah teknis,” tuturnya.
Salah satu warga PT Her2, Balikpapan Selatan Anggi menambahkan, untuk permalasahannya itu anaknya memilikinya nilainya tinggi, namun tidak bisa masuk sekolah lantaran zonasinya.
“Sedangkan yang saya lihat urutan pertama nol kilometer, di mana rumahnya apa diterasnya sekolah atau di WC-nya sekolah?,” kesalnya
Ia menegaskan, bagaimana negara mau cerdas, ketika begini caranya. Yang terpenting sekarang punya uang bisa sekolah dimana-mana. Karena dari 4 sekolah yang masuk di daftar yakni SMP 18, SMP 14, SMP 5 dan SMP 10 tidak ada yang masuk warganya.
“Terus apa arti zonasi itu dan dimana anak kami sekolah,” keluhnya.
(Mys/riyan)
