Hasil Investigasi, KNKT Sampaikan Faktor Penyebab Sebenarnya Kecelakaan

Balikpapan, Metrokaltim.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengadakan media rilis, hasil investigasi kecelakaan truk tronton di simpang Muara Rapak yang terjadi pada Jumat 21 Januari 2022 lalu.
Kecelakaan melibatkan truk KT 8534 AJ yang membawa peti kemas 20 feet berisi 20 ton kapur pembersih air dengan 4 unit mobil penumpang dan 14 sepeda motor. Kecelakaan mengakibatkan korban jiwa sebanyak 4 orang, luka berat 1 orang dan 29 orang luka ringan.
Mobil truk pada saat akan memasuki kota Balikpapan melalui simpang Muara Rapak, 200 meter sebelum simpang mengalami kegagalan pengereman sehingga terjadi kecelakaan.
Saat ditemui awak media, Plt Kepala Sub Komite Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Achmad Wildan mengatakan, ia sudah sampaikan faktor-faktor penyebab sebenarnya kecelakaan yang terjadi di simpang Muara Rapak.
“Pertama disana ada kondisi sub standar pada jalan, kedua pengemudi gagal mengantisipasi kondisi sub standar ini,” ucap Wildan saat ditemui awak media di Aula Pemkot Balikpapan, Kamis (23/6/2022) pagi.
Wildan melanjutkan, ternyata jalan sub standar seperti ini di Balikpapan banyak, sehingga ia akan buat rekomendasi tidak bersifat sport, tetapi bagaimana kecelakaan ini tidak terjadi lagi diseluruh Balikpapan.
“Nah ini coba kita kendalikan penyebabnya, dengan membuat trade center, edukasi ke pengemudi dan sebagainya. Kita harapkan hal itu dapat mengurangi resiko atau menurunkan fatalitas jika kecelakaan tidak dapat terhindari,” ujarnya.
Adapun empat rekomendasi yang disampaikan, pertama harus memisahkan lalu lintas karena fatalitas kecelakaan terjadi tinggi adalah saat lalu lintasnya bercampur. Karena di Balikpapan 85 persen daerah perbukitan, maka resiko kecelakaan pada kendaraan rem blong maupun gagal menanjak sangat tinggi.
“Makanya ketika dia bercampur dengan kendaraan lain, resiko fatalnya makin banyak terhadap kendaraan lain,” jelasnya.
Sebab itu ia pisahkan, pertama kendaraan barang hanya akan beroperasi pada saat low trafic (lalu lintas sepi). Kedua harus memberikan edukasi kepada pengemudi, lantaran mereka tidak paham sistem rem. Ketiga, ketika mengatur kendaraan barang tidak boleh masuk, otomatis pemerintah harus menyediakan fasilitas.
“Dan saya lihat di Balikpapan SPBU-nya seperti itu, dan solusinya adalah membuat tempat penampungan sementara untuk penurunan barang sebelum masuk ke Balikpapan,” imbuhnya.
Keempat, kepada kementerian dinas perhubungan dapat menerapkan kegiatan save explining root dan forgising root. Dan kira-kira di jalan harus mengingatkan apa saja, gunakan gigi rendah, rambu, market dan sebagainya.
“Keempat rekomendasi KNKT untuk mencegah itu terulang kembali dan fatalitas menurun jika itu tidak bisa dihindarkan,” terangnya. (Mys/ Ries).
