Balai Segera Selesaikan Dampak Jalan Tol, Jangan Cuma Duduk Tapi Tidak Ada Solusi

Balikpapan, Metrokaltim.com – Permasalahan banjir di kota Balikpapan masih menjadi perhatian, apalagi masalah ini sudah terbilang cukup lama, salah satunya yang terjadi di Perumahan Graha Mulawarman dan Pondok Asri Manggar, Balikpapan Timur (Baltim).

Menyikapi permasalahan itu, Anggota DPRD Dapil Baltim Nurhadi Saputra menjelaskan, masalah banjir yang terjadi di Pondok Asri ini sangat berdampak kepada 2.000 jiwa.

Maka itu, selaku perwakilan rakyat dari Dapil Baltim merasa sangat geram atau bisa dikatakan emosi. Apalagi melihat dari jawaban pihak Balai PUPR yang seolah-olah seperti meremehkan permasalahan ini.

“Kita lihat sendiri dari drainasenya, kalau banjir sudah sering terjadi. Dan sedimennya pun sudah 2 tahun lalu dikerjakan,” ucap Nurhadi saat ditemui awak media usai sidak lapangan, Senin (23/5/2022) siang.

Menurutnya, ini seolah-olah tidak ada pedulinya sama masyarakat. Namun ia juga tidak memungkiri, kalau banjir tersebut sudah terjadi sebelum adanya tol. Hanya saja, bisa melihat kondisi banjir sebelum dan sesudah ada tol. Ditambah lagi adanya pengerukan dan pembebasan lahan disekitar lokasi.

Dalam sidak Komisi III DPRD meminta pihak Balai sebagai pihak yang berwenang untuk menangani tol, begitu juga dengan pihak PU. Akan tetapi ia lebih menekankannya ke Balai, dikarenakan PU sebagai mitra DPRD bisa kapan saja dipanggil, sedangkan Balai tidak.

“Jadi saya bermaksud agar Balai menyelesaikan dulu dampak yang diberikan oleh tol, setelah selesai baru beranjak ke pihak PU,” akunya.

Tidak hanya itu, ia juga berkoordinasi dengan Kabid SDA PU untuk dapat mengkaji daerah ini, karena ini mencangkup 6-7 RT yang terdampak banjir. Maka itu harus ada perencanaan yang matang, untuk mencari titik banjirnya, permasalahannya hingga solusinya.

“Jangan kita cuma duduk aja di situ, tapi tidak ada solusikan masalah juga,” tegas wakil rakyat.

Dirinya juga mengancam pihak Balai untuk segera menurunkan exsa, karena tidak menutup kemungkinan ia sendiri yang akan menurunkan alat jika tidak dilakukan dan ini demi kepentingan masyarakat, namun jangan salahkan jika jalan tol ikut terganggu.

“Jadi saya menahan PU agar tidak turun tangan, karena jangan sampai anggaran PU terkuras disitu, maka itu yang saya hindari,” imbuhnya.

Dan pihak Balai berjanji akan melakukan eksekusi mulai sore ini, dengan menurunkan alat dan akan melalukan pengerjaan mulai besok (24/5) jika tidak hujan. Tentu ia akan pantau langsung bersama ketua RT.

Nurhadi juga sempat menanyakan perihal lahan kosong yang berada di sebelah drainase tersebut. Karena dulu waktu perencanaan pembangunan dari pengembang BUCG sebelum PT Wika lokasi itu ada bozem, tetapi setelah berpindah tangan bozem itu ditutup kembali dan itu menjadi tanda tanya.

“Nah itu tadi saya tanyakan dan buat saya emosi. Karena menurut kajian mereka, kalau itu digali dijadikan bozem tol-nya goyang, berarti perencanaannya dong yang tidak jelas, kan seperti itu,” terangnya.

Selain koordinasi dengan pihak terkait, ia juga minta pihak kelurahan untuk mencari data tentang keberadaan lahan yang digunakan sebagai lapangan di lokasi itu, mulai dari ukuran hingga status lahannya.

Serta meminta pihak SDA PU mengkaji lapangan tersebut jika digunakan sebagai bozem, apakah berdampak atau tidak.

“Karena ini fasum perumahan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk bozem ketika itu bisa mengurangi dampak banjir,” harapannya.

Ditambah lagi pihak pengembang sudah angkat tangan dan keberadaannya tidak ada yang tahu. Dan permasalahannya belum ada serah terima dari pengembang kepada pemerintah.

“Jangan sampai karena tidak ada serah terima dengan pemkot lalu itu dibiarkan (tutup mata, red). Warga sekitar pun juga ikut adil dalam pembayaran pajak,” pungkasnya. (Mys/ Ries).

2042

Leave a Reply

Your email address will not be published.