Tanggap Bencana, Pangdam VI Mulawarman Pimpin Apel Pasukan Reaksi Cepat di Balikpapan

Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rcahmat Nugraha didampingi kapolda kaltim Irjen Pol Endar Priantoro Resmi Buka Apel Gelar Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana. (14/4/2025). Foto : Ries
BALIKPAPAN, Metrokaltim.com – Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, secara resmi membuka Apel Gelar Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana di Lapangan Yonzipur 17/Ananta Dharma, Senin (14/4/2025) sore. Dalam kesempatan tersebut, Pangdam didampingi oleh Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol Endar Priantoro, serta jajaran terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menjelaskan bahwa setiap Kodam di jajaran TNI Angkatan Darat telah memiliki Batalyon khusus yang disiapkan untuk merespon cepat terhadap berbagai bencana. Untuk wilayah Kodam VI/Mulawarman, fokus utama adalah pada penanggulangan bencana alam seperti kebakaran hutan dan bencana alam lainnya yang kerap terjadi di Kalimantan.
“Sifat dari Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) ini bergilir dari satuan ke satuan. Saat ini, yang memegang tanggung jawab adalah Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 17/Ananta Dharma,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pangdam menjelaskan bahwa komposisi satuan PRCPB ini terdiri atas tiga kompi lapangan, satu kompi zeni, dan satu kompi campuran yang diperkuat oleh tim kesehatan, psikologi, perlengkapan, serta satuan pendukung lainnya. Dalam operasionalnya, PRCPB tidak akan bekerja sendiri, melainkan akan berkoordinasi dengan instansi lain seperti BPBD, Basarnas, serta pihak kepolisian.
“Skala kebencanaan akan ditentukan oleh pemerintah provinsi. Oleh karena itu, koordinasi dan latihan bersama menjadi kunci dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tambahnya.

Pangdam juga mengungkapkan bahwa setiap Batalyon di wilayah Kodam VI Mulawarman telah memiliki satu kompi yang berperan sebagai PRCPB. Jika skala bencana meningkat, maka batalyon komposit seperti Yonzipur 17 akan dikerahkan.
” saat ini ada sekitar 600 pasukan dari Yonzipur 17/Ananta Dharma yang di persiapkan, di tambah dengan instansi lainnya seperti, Basarnas, BPBD, Relawan serta dari Kepolisian,” lanjutnya.
Dalam menghadapi potensi bencana kabut asap akibat kebakaran lahan gambut yang rutin terjadi di Kalimantan setiap tahunnya, satuan ini telah dilengkapi dengan peralatan khusus. Sistem deteksi dini juga telah diterapkan, di antaranya melalui sinergi Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta aplikasi digital yang terkoneksi 24 jam.
“Kami juga melibatkan relawan dan masyarakat lokal agar bisa merespons dengan cepat jika muncul titik api. Koordinasi dari bawah hingga atas harus berjalan baik agar penanggulangan bisa efektif,” pungkasnya.
Penulis: Ries
Editor: Alfa
